Tuesday, 03-12-2024
Peristiwa

Wujudkan Lahan TOSS Kawasan Organik, Klungkung Gandeng MSP Unwar

Bupati Nyoman Suwirta meninjau lahan sekitar TOSS untuk rencana pengembangan kawasan organik di Karangdadi, Kecamatan Dawan, Kab. Klungkung.

Klungkung | barometerbali – Pemerintah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali berencana mengembangkan kawasan organik di sekitar Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center, Karangdadi, Dawan. Realisasi pengembangan kawasan organik seluas 60 hektar tersebut ditargetkan mulai 2022.

“Saya yakin terkait pembuatan kawasan organik harus jadi. Minimal target tahun 2022 kita sudah mulai, mungkin berapa hektar dulu untuk membikin kawasan organik” kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat  panen perdana cabai dan bawang merah  hasil  penelitian Program Pascasarjana, Magister Sains Pertanian (MSP), Universitas Warmadewa (Unwar) di Klungkung pada Minggu (25/7) sore.

Guna mewujudkan kawasan organik dengan memanfaatkan pupuk kompos TOSS Center, pemerintah Kabupaten Klungkung menggandeng Program Pascasarjana, MSP- Unwar.  MSP- Unwar diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pupuk kompos. Apalagi rencana mengembangkan kawasan organik telah mendapatkan dukungan dari petani.

“Sehingga kompos kita ini apa yang harus kira-kira ditambah, EM4 atau eco enzyme. Sehingga nanti kita bisa menghasilkan pupuk yang baik,” ungkap Suwirta kepada media.

Menurut Suwirta, masukan dari perguruan tinggi dalam bentuk kajian akademik sangat dibutuhkan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan dalam upaya pengembangan kedepan. Termasuk  menghasilkan inovasi-inovasi baru yang sangat bermanfaat nantinya bagi pertanian.

Koordinator peneliti dari MSP Unwar, Dr. Ir. Yohanes Parlindungan Situmeang, M.Si menyebutkan berdasarkan hasil uji coba menunjukkan pupuk kompos TOSS memberikan efek pertumbuhan baik pada tanaman. Begitu juga secara statistik ketika dibandingkan dengan pupuk komersial dan NPK, ternyata pupuk Kompos TOSS mampu memberikan hasil yang sama.

“Yang penting produksinya kedepan kita bias bandingkan. Nanti bandingkan dengan produksi rata-rata nasional. Produksi nasional misalnya 10 ton per-hektar, kalau nanti kita bisa mencapai diatas itu, artinya kita berhasil” jelas Yohanes.

Sementara Sekretaris Program Pascasarjana, Universitas Warmadewa Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, SE., M.Si mengakui terobosan ini merupakan langkah yang luar biasa.  Hingga saat ini belum ada kepala daerah di Bali yang yang mampu menangani permasalahan sampah.

Pogram TOSS merupakan proyek terintegrasi dan sangat bermanfaat, khususnya dalam pelestarian lingkungan.

“Kami berharap kerjasama ini berlanjut dan menjadi embrio yang nantinya banyak bermanfaat dalam pembangunan sektor pertanian. Didukung pengelolaan sampah terintegrasi dan ramah lingkungan. Yang pada akhirnya membentuk sebuah ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” pungkasnya. (BBN/505/fk)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button