Selamatkan Jiwa Anak Bali, Greg Jacobson bersama Turah Erawan Sumbang 100 Helm di Puri Anyar Kerambitan
Tabanan | barometerbali – Membantu meringankan beban dan menyelamatkan jiwa masyarakat di masa pandemi Covid-19 tak hanya mesti dilakukan dengan menyerahkan sembako, tapi juga ada cara lainnya yang tak kalah penting dan berharga.
Seperti contohnya kali kali ini Warga Negara Asing (WNA) asal California Amerika Serikat Greg Jacobson dan istrinya Rocky Jacobson menyumbangkan 100 buah helm anak-anak di Puri Anyar Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Jumat (27/8/2021).
Aksi ini dilatarbelakangi, selama mereka tinggal di Bali sering melihat masih banyak anak kecil di Bali tak menggunakan helm saat berboncengan atau berkendara sendiri di jalan raya. Hal ini membuat Greg dan sahabatnya tokoh dari Puri Anyar Kerambitan AA Ngurah Bagus Erawan sangat khawatir akan keselamatan jiwa mereka. Apalagi angka kecelakaan lalu-lintas dimana anak-anak yang menjadi korban, angkanya masih tinggi.
Ditanya terkait ide dan kegiatan penyerahan bantuan helm ini AA Ngurah Bagus Erawan yang kerap disapa Turah Erawan ini menandaskan bekerjasama dengan rekannya Greg Jacobson yang memiliki kepedulian atas keselamatan jiwa anak-anak Bali di jalan raya karena banyak yang tak menggunakan helm.
“Greg Jocobson, dia hanya seorang pengusaha biasa saja dari Amerika tapi kita hargai upayanya yang sangat peduli dengan pengendara sepeda motor yang membonceng anaknya, yang sering kami lihat tidak memakai helm. Justru anaknya yang tidak pakai helm. Jadi di sini kami siapkan secara cuma-cuma untuk memberikan helm kepada anak kecil, semoga bermanfaat dan mengurangi jumlah korban kecelakaan, itu sendiri” jelas Turah Erawan.
Lebih lanjut ia menyebutkan jumlah helm yang dibagikan kepada anak-anak di Banjar Kukuh dan Desa Baturiti yang berlokasi di sekitar Puri Anyar Kerambitan. Pembagian helm selanjutkan akan direncanakan berjumlah hingga puluhan ribu buah untuk seluruh Bali. “Sementara mangkin (sekarang, red) 100. Kita rencananya puluhan ribu untuk masyarakat di Bali,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu Greg Jacobson didampingi istrinya menuturkan latarbelakang dan menegaskan apa yang dilakukannya dalam pembagian helm kepada anak-anak adalah murni gerakan sosial untuk mengajarkan masyarakat menjadi lebih bahagia karena banyak jiwa yang bisa diselamatkan.
“Kami ke sini sebagai sebuah organisasi non profit (tak mencari untung, red) dan mengajarkan masyarakat agar menjadi lebih bahagia. Karena banyak orang telah membunuh dirinya sendiri. Di Bali tak banyak orang meninggal karena bunuh diri, tapi akibat serangan jantung, stres karena Covid-19. Tapi saat saya berkendara keliling Bali, banyak saya lihat anak-anak tak menggunakan helm. Di Amerika Serikat tak akan pernah terjadi, atau Australia atau di Eropa. Tapi di sini saya melihat orang dewasa menggunakan helm tapi anak-anaknya tidak memakai helm. Ini menghancurkan hati saya, karena saya tahu, jika kita mengendarai sepeda motor, kita bisa tertimpa kecelakaan suatu hari. Semua orang bisa menjadi korban,” paparnya.
Guna menyikapi hal ini, selanjutnya ia melaksanakan riset di kawasan Asia Tenggara dimana lebih dari 90 juta sepeda motor yang terdaftar, terdapat lebih dari 250 ribu anak setiap tahun meninggal dunia akibat kecelakaan lalu-lintas dan gegar otak permanen.
“Delapan puluh tujuh persen sebenarnya bisa dihindari jika mereka menggunakan helm. Inilah yang membuat saya peduli dan sangat menyentuh hati saya untuk bagaimana saya dapat membantu. Akhirnya saya punya inisiatif menawarkan helm untuk penumpang di bawah usia 12 tahun, dan jika mereka tumbuh dewasa akan menjadi kebiasaan selamanya,” tutur Greg.
Terkait dari mana sumber biaya untuk kegiatan ini, Greg menyatakan dari dana pribadi untuk membeli semua helm anak-anak tersebut. Namun ia juga tak menutup pintu dan berharap ada sumbangan dari donatur, sponsor, perusahaan besar, atau kalangan masyarakat kecil lainnya agar bisa menyumbangkan lebih banyak lagi helm.
“Tahun ini kami punya tujuan memberikan 20 ribu helm. Tahun depan (2022) sejumlah 50 ribu helm. Dan dalam 5 tahun kami akan menyerahkan 1 juta helm untuk di Bali. Selanjutnya meluas ke Jakarta, Sulawesi dan daerah lainnya di Indonesia hingga ke negara-negara di Asia Tenggara. Saya memulainya dari Indonesia khususnya Bali,” jelas Greg Jacobson yang juga penulis buku “Think Yourself Happy” ini.
Pihaknya mengajak Turah Erawan bersama pemerintah daerah dan Polsek Kerambitan, Polres Tabanan dan semua pihak lainnya terlibat dalam aksi sosial ini. Setelah ini untuk tahap berikutnya Greg akan kembali menyumbangkan helm tergantung dari kapasitas produksinya di Bali.
“Lihatlah betapa gembiranya masyarakat dan anak-anak menerima helm kuning bergambar emoticon tersenyum seluruh dunia dan menyelamatkan jiwa manusia. Untuk hari ini kita bagikan 100 helm. Dan sekitar akhir bulan November atau awal Desember kita akan serahkan lagi 500 buah helm. Sekali sebulan atau dua kali sebulan. Sampai tak seorangpun di Bali yang tak menggunakan helm. Kita produksi di Bali guna membantu ekonomi lokal dan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Apapun kita lakukan mulai dari Bali, karena Bali rumah kedua kami. Untuk pihak dan masyarakat yang ingin berdonasi dapat mengakses situs www.happilyachieving.org,” terangnya.
Hadir dan turut pula dalam kegiatan pendistribusian helm yang berlangsung di Jaba Sisi Puri Anyar Kerambitan tersebut diantaranya Wakapolres Tabanan Kompol I Ketut Gelgel, sejumlah perangkat desa dan 100 anak-anak desa di seputar puri yang akan diberikan bantuan helm dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan jaga jarak.
Di sela-sela acara Wakapolres Tabanan Kompol I Ketut Gelgel menyatakan sangat mengapresiasi kepada Greg Jocobson dan pihak Puri Anyar Kerambitan menyerahkan bantuan helm kepada anak-anak ini. “Makanya saya apresiasi sekali pembagian helm ini. Berarti orang itu (Greg, red) peduli sekali dengan keselamatan berlalulintas,” ujarnya.
Wakapolres juga menyoroti minimnya penggunaan helm pada anak-anak usia 12 tahun ke bawah. Ia masih melihat banyak orangtua yang belum paham akan keselamatan anak dalam berlalulintas. Data korban kecelakaan lalu-lintas diperkirakan jauh lebih tinggi dari angka korban bencana lainnya. Dalam pantauannya, kesadaran orangtua dalam mengutamakan keselamatan anak di jalan raya juga masih kurang.
“Kadang-kadang pada saat ke sekolah, ibunya membonceng anaknya sebagian besar tidak pake helm. Hanya sebagian kecil anak-anaknya memakai helm. Itu berbahaya. Hanya orang tuanya yang pake helm, anaknya tidak pakai helm. Orangtuanya tak mengerti keselamatan. Sekarang dengan pembagian helm ini bisa mengurangi korban kecelakaan dan bisa menyadarkan betapa pentingnya helm juga,” pungkas Kompol Gelgel. (BB/503)