Kian Bergejolak Penolakan Jelang Penunjukkan Manajer dan Asisten Manajer Operasional DTW Tanah Lot
Surat pernyataan warga Desa Adat Beraban menolak jabatan Manajer dan Asisten Manajer DTW Tanah Lot lebih dari dua periode
Tabanan | barometerbali – Detik-detik menjelang berakhirnya masa jabatan Manajer dan Asisten Manajer Operasional DTW (Daerah Tujuan Wisata) Tanah Lot yang jatuh pada 24 November 2021, menimbulkan gejolak terkait dengan aspirasi tokoh-tokoh masyarakat yang menolak jabatan tersebut lebih dari dua periode atau 10 tahun.
Setelah sekian banyak tokoh-tokoh masyarakat Desa Adat Beraban bersurat dan menyampaikan langsung aspirasi terkait penggantian Manajer dan Asisten Manajer Operasional DTW Tanah Lot, kini mantan Ketua DPRD Kabupaten Tabanan 1999-2004 yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat yang ikut andil memprakarsai terbentuknya Badan Pengelola DTW Tanah Lot sekaligus sekaligus juga pernah menjadi kuasa hukum saat terjadinya kekisruhan tahun 2011 silam Made Arimbawa, SH MM mengatakan sebaiknya pemerintah daerah bisa bersikap arif dan bijaksana dalam rangka menyikapi aspirasi dari masyarakat ini.
“Agar pergantian kepengurusan Badan Pengelola DTW Tanah Lot ini tidak selalu menimbulkan gejolak yang berdampak pada kesan yang tidak baik oleh masyarakat setempat maupun masyarakat luas. Lebih penting lagi agar tidak ada kecurigaan atas pemaksaan kehendak Pemerintah Kabupaten Tabanan. kenapa harus memilih orang yg sdh 10 tahun menjabat, ada apa kira-kira ini?,” tandas senior partai Arimbawa yang juga sebagai mantan Ketua Fraksi PDI Perjuangan 2004-2009 ini.
“Ketika nanti Bapak Bupati memaksakan saya tidak dapat membayangkan timbulnya gejolak seperti tahun 2011 silam (demo besar-besaran dari masyarakat Beraban),” imbuh Arimbawa.
Menanggapi banyaknya aspirasi dan kuatnya keinginan masyarakat Desa Adat Beraban itu, I Made Edi Wirawan, SE selaku tokoh politik Desa Beraban yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Tabanan sangat mengapresiasi dan akan memperjuangkan agar segera ditindaklanjuti bersama Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya. “Sangat masuk akal aspirasi masyarakat dan tokoh Desa Adat Beraban. Kami mengapresiasinya. Ini demi regenerasi SDM, mengoptimalkan kemampuan lokal dan transparansi penggunaan anggaran,” tandas Edi Wirawan kepada wartawan di Tabanan.
“Setelah saya menyerap aspirasi, masyarakat menginginkan terjadinya regenerasi kepemimpinan supaya tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan yang menimbulkan praktik korupsi/KKN. Dalam hal ini masyarakat Beraban juga masih banyak yang berpotensi menduduki jabatan tersebut,” papar Edi Wirawan.
Selanjutnya Edi Wirawan berharap agar Bupati Tabanan memperhatikan aspirasi untuk menghindari gejolak yang akan berdampak terhadap aktivitas wisata di Bali. (BB/504)