Wednesday, 22-01-2025
Peristiwa

Alih Fungsi Lahan Marak, Nusa Penida Dikepung Banjir

Nusa Penida | barometerbali – Fenomena langka terjadi di Nusa Penida. Pulau yang puluhan tahun tak pernah mengalami bencana alam yang mengkhawatirkan kini justru dikepung banjir bandang akibat hujan deras mengguyur wilayah ini pada Minggu (12/12/2021) malam.

Diduga bencana ini terjadi karena masifnya alif fungsi lahan dengan alasan pembangunan fasilitas di sektor pariwisata. Kawasan yang paling terdampak adalah pesisir Pantai Desa Ped, obyek wisata di Crystal Bay dan desa lainnya.

Kondisi jalan desa yang tergenang air

Akibatnya, jalan aspal terkelupas, rumah warga pada terendam banjir, ternak, perabot rumah tangga hanyut terbawa banjir. Bahkan ada juga motor dan mobil warga yang ikut terbawa banjir.

Wartawan senior yang juga warga asli Nusa Penida dan saat ini sedang berada di kampung halamannya, Dewa Suta Sastradinata mengatakan bagi masyarakat Nusa Penida ini sebuah peristiwa alam yang langka dan mengejutkan, karena puluhan tahun Nusa Penida tidak pernah dilanda banjir separah ini.

“Mungkin ini sebuah peringatan dari Sang Pencipta Alam kepada manusia agar tidak sembarangan menggunduli bukit untuk berburu tanaman bonsai dan mengeruk tanah bukit untuk diperjualbelikan,” ujarnya pria yang kerap disapa Dewa Sastra kepada rekan jurnalis yang menghubungi, Senin (13/12/2021)

Warga Desa Ped nampak sibuk bersih-bersih akibat banjir yang masuk ke rumag mereka

Tak hanya itu, banyak lahan di Nusa Penida menurutnya sekarang sudah beralih fungsi jadi hotel, villa, restoran, dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya.

“Belajar dari fenomena ini, sudah saatnya masyarakat Nusa Penida mulat sarira. Jangan rusak alam karena alam yang asri akan memberikan banyak hal bagi kehidupan semua makhluk,” pesan Pemimpin Redaksi Berita Bali Online ini.

Lumpur yang menggenangi jalan desa dan wilayah pemukiman

Dewa Sastra menyebutkan ada beberapa lokasi yang mengalami kerusakan parah seperti Desa Celuk, Desa sakti, Desa Ped, Karangsari dan Suana.

“Ketika lingkungan berubah, pasti ada perubahan yang berhubungan di dalam kehidupan. Oleh karena itu, mari pelihara alam agar kita dapat memiliki masa depan yang lebih baik. Jagalah bumi dan dia akan menjagamu. Semoga Hyang Widhi memberkati,” tandas Dewa Sastra.

Dimintai tanggapan terkait banjir bandang ini, Wakil Ketua Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Bali Wayan Sujana menjelaskan dengan kejadian tersebut nampak masyarakat Nusa Penida tidak siap menghadapi bencana. “Perlu adanya penguatan pemahaman tentang ancaman-ancaman yang ada di daerah,” jelasnya saat ditemui di acara FGD Kebencanaan bersama Wapena (Wartawan Peduli Bencana) di Sanur, Senin, (13/12/2021).

Wakil Ketua Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Bali Wayan Sujana

Sujana yang juga putera asli Nusa Penida Penida asal Desa Tanglad ini sepakat dengan pendapat jika peristiwa itu terjadi akibat maraknya pembangunan di sektor pariwisata yang tak terkendali. “Banyak yang membangun vila, hotel dan belum mendapat rekomendasi dari pihak terkait. Perlu kajian mitigasi bencana dari IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia). Selama ini mereka membangun seenaknya di Nusa Penida,” pungkasnya.

Sedangkan dari beberapa sumber informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan banjir bandang di Banjar Penida, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, akibat terjadinya curah hujan yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan kerusakan dan kehilangan antara lain, jembatan menuju Pura Ulun Danu Penida, Desa Sakti roboh dihantam banjir, serta pura terendam banjir hampir 1 meter.

Pantai Crystal Bay mulai dari senderan pantai, bendungan fasilitas PDAM dan warung-warung sekitarnya pantai semuanya hancur.

Pagar rumah milik I Made Kantor dan I Wayan Jaksa roboh sepanjang kurang lebih 50 meter, dan beberapa motor terendam banjir.

Demikian pula pagar rumah I Ketut Jana, I Nyoman Sember dan I Made Sudarma mengalami roboh sepajang kurang lebih 25 meter, 2 mobil dan beberapa sepeda motor terendam banjir.

Begitu juga pagar rumah I Nyoman Sugita mengalami roboh sepajang kurang lebih 30 meter.

3 hewan ternak babi milik I Nyoman Karyawan juga hanyut terbawa banjir.

Hewan ternak babi milik I Ketut Yawan sebanyak 1 ekor hanyut.

Hewan ternak sapi milik I Nyoman Mokoh sebanyak 2 ekor mati terendam.

Hewan ternak sapi milik I Made Jana sebanyak 1 ekor hanyut dan 2 ekor babi hanyut.

Satu unit sepeda motor milik I Made Lalag hanyut.

Lima unit sepeda motor milik I Made Joged terendam banjir. (BB/501)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button