Tuesday, 10-09-2024
Peristiwa

HUT ke 70, Danjen Kopassus: Jaga Kehormatan Baret Merah

Jakarta | barometerbali – Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD memiliki moto “Berani, Benar, Berhasil” berulang tahun pada Sabtu ini (16/4/2022). Korps pasukan elit yang melegenda itu kini genap berusia 70 tahun.

Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Brigjen TNI Iwan Setiawan dalam apel peringatan HUT ke-70 Kopassus berpesan kepada seluruh prajuritnya agar selalu menjaga loyalitas dan tegak lurus kepada pemerintah dan NKRI. 

“Kepada seluruh warga Korps Baret Merah di mana pun berada dan bertugas saya berpesan jaga kehormatan baret merah. Kita harus loyal dan tegak lurus kepada pemerintah demi menjaga keutuhan NKRI,” ungkap Iwan dalam keterangan video, Sabtu (16/4/2022). 

Ditegaskan Iwan, baret merah merupakan sesuatu hal yang harus dijaga. Menurut dia, kehormatan tersebut jangan sampai ternodai oleh kepentingan apa pun. 

“Saya berpesan sekali lagi, jaga kehormatan baret merah. Jangan ternodai oleh kepentingan apa pun,” jelasnya. 

Dituturkan, prajurit Kopassus telah mengabdikan diri mereka kepada NKRI di berbagai medan penugasan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Termasuk pelaksanaan operasi kemanusiaan dan operasi teritorial. 

“Apa yang telah dilakukan tersebut merupakan implementasi dari janji prajurit Komando yang diucapkan oleh setiap prajurit Kopassus,” tandasnya.

Danjen Kopassus Brigjen TNI Iwan Setiawan (BB/sc/inews)

Dia berharap, usia yang kian matang, Kopassus dapat lebih militan, adaptif, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Tak hanya itu, diharapkan pula prajurit Komando juga makin dicintai rakyat. 

“Saya Brigjen TNI Iwan Setiawan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus dan selaku pembina Korps Baret Merah, mengucapkan selamat ulang tahun ke-70 Kopassus. Semoga Kopassus semakin militan profesional dan adaptif serta dicintai rakyat,” harapnya.

Kopassus juga dikenal dengan slogan yang sudah menggetarkan jiwa: “Lebih Baik Pulang Nama daripada Gagal dalam Tugas”.

Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah.

Tugas Operasi Kopassus

Komando Pasukan Khusus, atau biasa dikenal dengan sebutan Kopassus adalah bagian dari Komando Utama yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Pasukan khusus ini memiliki kemampuan yang khusus pula, seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak tepat, pengintaian, dan anti teror.

Tugas Kopassus antara lain adalah Direct Action serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, Combat SAR, Anti Teror, Advance Combat Intelligence (Operasi Inteligen Khusus). Selain itu, Kopasus juga bertugas dalam Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan), AIRSO (operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan), perbantuan terhadap kepolisian/pemerintah, SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.

Atraksi Kopassus (Foto: Antara)

Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla).

Selanjutnya, Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, operasi pembebasan sandera perompak Somalia, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan.

Kopassus tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi Kopassus yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua Nugini.

Dan pada 16 April, menjadi waktu bersejarah bagi Pasukan Khusus ini. Karena Komando Pasukan Khusus ini dibentuk pada 16 April 1952 setelah melalui sejarah yang panjang.

Latar Belakang

Dikutip dari kopassus.mil.id, latar belakang pembentukan Kopassus berawal pada bulan Juli tahun 1950, saat pemberontakan di Maluku pecah oleh kelompok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan Angkatan Perang RI pun merespon dengan mengerahkan pasukan untuk menumpas kelompok tersebut.

Operasi ini membuahkan kesuksesan, namun dengan korban yang juga tidak sedikit dari pihak TNI. Setelah mengkaji pertempuran tersebut, ternyata musuh yang memiliki kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang bermodalkan kekuatan jauh lebih besar.

Penyebabnya bukan hanya karena semangat pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun taktik dan pengalaman tempur yang dimiliki juga sangat baik dengan didukung kemampuan tembak yang tepat dan gerakan perorangan yang sangat baik.

Dibentuknya Kopassus

Letkol Slamet Riyadi (Foto: wikipedia)

Dari peristiwa tersebut akhirnya membuat Letkol Slamet Riyadi mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi lawan di berbagai medan. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon, gagasan untuk membentuk pasukan khusus ini dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952, akhirnya terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “KORPS BARET MERAH”.

Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Moch. Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

Sempat Berganti Nama

Dalam sejarahnya, satuan ini sempat beberapa kali mengalami perubahan nama, di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952, dan berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1955.

Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD (PUSPASUS TNI-AD), yang berikutnya kembali berganti nama menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA) pada tahun 1971. Pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) yang bertahan sampai sekarang.

Danjen Kopassus Sekarang

Brigadir Jenderal Iwan Setiawan resmi ditunjuk untuk menggantikan Mayor Jenderal Widi Prasetijono menjadi Komandan Jenderal atau Danjen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI pada 25 Maret 2022.

Pasukan Kopassus (Foto: net)

Mayjen Iwan Setiawan menggantikan Mayjen Widi Prasetijono sebagai Danjen Kopassus pada baru-baru ini, yaitu tanggal 25 Maret 2022. Iwan Setiawan adalah seorang lulusan Akmil 1992 dari kecabangan Infanteri (Kopassus). Sebelumnya, ia menjabat sebagai Waaslat Kasad Bidang Kermamil sejak 13 September 2021 hingga 25 Maret 2022.

Iwan Setiawan adalah satu di antara tiga prajurit Kopassus yang berhasil menancapkan bendera merah putih di Puncak Everest. Pencapaiannya itu berkat dirinya mengikuti seleksi dan menjadi salah satu perwira Akmil yang lolos dan lulus untuk mengikuti ekspedisi pendakian menyambut HUT ke-45 Kopassus saat itu. (BB/501)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button