Diapresiasi, Karya Fenomenal Maestro Nyoman Nuarta
Tabanan | barometerbali – Bupati Tabanan Dr I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, menyampaikan apresiasi terhadap seniman kebanggaan Tabanan I Nyoman Nuarta dalam Dialog Virtual bertajuk “Jejak Leadership Sang Ksatria Seni” yang digelar oleh Ikamasta (Ikatan Alumni SMAN 1 Tabanan), Sabtu (16/4/2022).
“Seni tidak sekedar menampilkan keindahan, tapi jalan baru menuju antusiasme hidup,” ungkap Sanjaya.
Sosok pematung kenamaan asal Tabanan yang kerap mendapat perhatian dan respon publik secara luas itu patut menjadi teladan bagi masyarakat secara umum.
“Bangga menjadi orang Tabanan” menjadi tagline yang terus digaungkan Bupati Tabanan di setiap kesempatan. Terutama saat menjadi keynote speaker dalam acara yang disiarkan melalui Zoom, dengan didampingi oleh Sekda, Inspektur dan para asisten sekda di Tabanan Command Center, Kantor Bupati Tabanan.
Tersohor sebagai tokoh seni rupa khususnya pematung, ratusan karya Nuarta dibangun di berbagai lokasi dan kota, serta mampu menginspirasi banyak pihak baik di dalam maupun di luar negeri serta mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Selain terkenal dengan pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK Cultural Park) di Badung Bali, ia juga memiliki Galeri Nuarta Sclupture Park di Bandung, seorang pendiri yayasan serta komisioner di berbagai perusahaan. Dan yang terkini ialah kiprahnya dalam mendesain Pembangunan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur yang mendapat respon publik secara luas.
Hal tersebut, tentunya mendapat perhatian khusus dari Bupati Sanjaya. Sebab seniman kelahiran Tabanan tahun 1951 itu juga telah berdedikasi dalam pembangunan berbagai aspek budaya di Tabanan. Salah satunya persembahan karya Patung Perunggu Pahlawan Wanita Sagung Wah pada tahun 2012 dan Patung Perunggu Monumental Bung Karno yang teletak di Kecamatan Kediri tahun 2014.
Sebagai pribadi yang sering melakukan diskusi bersama, Sanjaya juga menyampaikan bahwa Leadership I Nyoman Nuarta patut diteladani. Karya dan pemikirannya yang melampaui jaman, namun tetap mencintai tanah kelahirannya.
Termasuk Galeri Seni di Bandung yang melekat dengan konsep Tri Hita Karana, bagaimana seni bisa melekat sebagai mahakarya Ilahi, tentang alam dan lingkungan sosio kultural yang diperkuat dengan engineering dan jiwa kewirausahaan.
“Tentunya juga sangat berkaitan dan mampu dijabarkan dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” pungkas Sanjaya.
Profil I Nyoman Nuarta
I Nyoman Nuarta adalah seorang pematung yang telah menghasilkan beberapa maha karya patung fenomenal.
Di antara karya monumentalnya adalah patung raksasa Garuda Wisnu Kencana di Bali, serta patung Arjuna Wiwaha yang menjadi landmark di ujung Jl. MH Thamrin, Jakarta.
I Nyoman Nuarta merupakan seorang pematung yang asal Tegallinggah, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali kelahiran 14 November 1951 dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra
Dalam Buku Biografi Nyoman Nuarta yang diterbitkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, disebutkan bahwa Nyoman kecil tinggal di lingkungan pedesaan.
Sejak kecil, Nyoman Nuarta tinggal dengan pamannya, Ketut Dharma Susila di Desa Tegallinggah, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.
Ketertarikannya di dunia patung dimulai tatkala ia masuk ke Institut Teknologi Bandung pada 1972.
Saat masuk di kampus itu, awalnya Nyoman memilih jurusan seni lukis.
Namun, setelah selama satu tahun mengikuti perkuliahan, Nyoman Nuarta menemukan jurusan lain yang lebih menarik, yakni seni patung.
Nyoman merasa seni patung sesuatu yang unik karena menghasilkan karya tiga dimensi dengan proses kerja yang juga menarik.
Beberapa tahun setelah itu, Nyoman bersama beberapa sahabat dekatnya seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono dan kritikus seni Jim Supangkat bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia pada tahun 1977.
Gerakan ini kemudian menjadi salah satu tonggak penting perkembangan seni rupa di Indonesia dan telah menerima penghargaan dari Presiden Soeharto di tahun 1979.
Pada tahun 1979 pula, Nyoman berhasil memenangkan lomba desain Monumen Proklamasi.
Prestasi Nyoman Nuarta ketika memenangkan lomba mendesain Monumen Proklamator, ternyata membuat Presiden Soeharto semakin kepincut.
Dalam suatu kunjungan ke Turki pada tahun 80-an, Presiden Soeharto tertarik dengan arsitektur yang dia jumpai.
Jalanan Turki banyak dihiasi monumen yang dibangun berdasarkan kisah-kisah masa lalu negara tersebut.
Presiden Soeharto kemudian ingin memiliki monumen berdasar cerita tentang kebudayaan Indonesia.
Akhirnya, bersama Nyoman Nuarta, keinginan presiden itu tersebut diwujudkan dengan dibangunnya Patung Arjuna Wijaya di Jakarta.
Mengutip Nuarta.com, pada tahun 2000 lalu, Nyoman Nuarta membuka NuArt Sculpture Park di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Seperti namanya, Taman Patung NuArt utamanya adalah tempat Nyoman menampilkan karyanya yang dimulai dari awal karirnya ke sampai karya yang terbaru.
Tempat tersebut mempunyai luas 3 hektar, secara khusus dirancang dan dikembangkan untuk pecinta seni.
Taman ini juga menawarkan tempat bagi mereka yang ingin memamerkan karyanya.
Biodata
Nama: Nyoman Nuarta
Alamat: Jl. Setraduta Kencana 2/11.
Bandung 40151. Jawa Barat. Indonesia
Tanggal/Tempat Lahir: Tabanan, 14 November 1951
Pendidikan
1973 – 1979: Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung
Posisi Saat ini
- Pemilik Studio Nyoman Nuarta (Seni, Konsultan dan Produser)
- Pendiri Yayasan The Mandala Garuda Wisnu Kencana
- Komisaris PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di Bali
- Komisaris, PT Nyoman Nuarta Enterprise
- Pemilik NuArt Sculpture Park – Bandung
Penghargaan dan Pengakuan
- Monumen Proklamator Indonesia
- Dari Pemerintah Indonesia Jakarta 1979
- Monumen Arjuna Wijaya
- Dari Gubernur Jakarta Jakarta 1987
- Akademi Seni Rupa Nanyang
- Perkemahan Patung Hari Jadi ke-51 Singapura 1989
- Museum Olahraga TMII
- Yayasan Harapan Kita / BP3 TMII Jakarta 1989
- Dies Natalis ke-14 TMII
- Yayasan Harapan Kita / BP3 TMII Jakarta 1989
- Pameran Budaya Indonesia 1992 (KIAS) USA 1990-1991
- Pameran Patung 1992
- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta 1992
- Museum Purna Bakti
- Yayasan Purnabhakti Pertiwi Jakarta 1993
- Kompetisi REDAS
- Dari Ketua Satgas Seni Gedung REDAS dan Ketua Panel Adjudicator Singapura 1993
- Hotel Bali Beach
- Dari PT Pembangunan Perumahan Jakarta 1993
- Pemenang Kompetisi Seni Pahat di Monumen Nasional
- Dari Gubernur Jakarta Jakarta 1995
- Taman Patung APEC
- Partisipasi pemerintah Indonesia ke Filipina Manila 1996 (BB/501)