Wagub Cok Ace Hadiri Acara Kritik Buku Umar Ibnu Alkhatab
Denpasar | barometerbali – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menghadiri acara kritik buku ‘Kisah Seorang Pionir Sepuluh Tahun Membangun Ombudsman Bali’ yang diselenggarakan Jurnalis Bali PENA NTT di Kedai PICA, Pojok Sudirman pada Saniscara Paing Wuku Langkir, Sabtu, (25/6/2022).
Buku ini merupakan buah karya dari Kepala Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Bali periode 21 Juni 2012-21 Juni 2022 Umar Ibnu Alkhatab. Acara kritik buku juga dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.
Pada kesempatan itu, Wagub Cok Ace mengapresiasi karya buku yang ditulis khusus oleh Ibnu Alkhatab, menandai berakhirnya 10 tahun masa tugasnya di Pulau Dewata. Ia mengenal sosok Ibnu Alkhatab sebagai pribadi yang sangat baik. Bahkan, Wagub Cok Ace dan Kaper BI Bali Trisno Nugroho sering menghabiskan waktu berdiskusi dengan pria asal Lembata, Flores Timur NTT ini.
“Kami tiga sekawan sering menghabiskan waktu bersama dan sangat banyak hal yang berkesan,” ujar Wagub Cok Ace sembari menunjukkan sejumlah foto yang menunjukkan momen kedekatan mereka. Ia menyebut Alkhatab sebagai orang yang sederhana dan selalu melihat sesuai dari sudut pandang positif.
Lanjut terkait pendapat terhadap buku, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa tata bahasa yang tertuang mencerminkan gaya bertutur Alkhatab yang mengalir dan enak dibaca. Selain itu, buku ini memuat materi yang sangat lengkap menggambarkan sosok Alkhatab. Pada bagian lain, Guru Besar ISI Denpasar ini menyampaikan rasa salut atas keberanian Alkhatab menulis sebuah buku.
“Saya salut atas keberanian beliau menulis tentang diri sendiri,” ucapnya.
Kalau soal kritik terhadap buku, Wagub Cok Ace menyinggung layout yang bagi sebagian pembaca mungkin akan terkesan monoton.
“Tapi kalau pembacanya orang seumuran saya, itu tak jadi masalah. Sebab yang kita cari adalah isi, bukan tampilan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kaper BI Provinsi Bali Trisno Nugroho mengaku kesulitan jika disuruh mengkritik sebuah buku. Sebab menurutnya, menghasilkan karya sebuah buku itu bukan hal yang mudah.
“Saya belum pernah nulis buku, jadi tak berani mengkritik,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Trisno Nugroho hanya menyampaikan kesan tentang Alkhatab sebagai sosok yang luar biasa. Ditambahkan olehnya, hampir tak ada kekurangan pada diri Alhkatab yang sederhana dan supel dalam bergaul. Satu hal yang paling dikaguminya adalah kecerdasan Alkhatab dalam memposisikan diri dan berkomunikasi.
“Beliau sangat dekat dengan jajaran pemerintahan, tapi tetap bisa menjaga sikap kritis,” ungkapnya.
Menambahkan penyampaian Wagub Cok Ace dan Kaper BI Trisno Nugroho, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali Emanuel Dewata Oja mengkritisi judul buku. Menurutnya, lebih tepat kalau Alkhatab menggunakan kosakata ‘Inspiratif’ ketimbang ‘Pionir’. Karena buku itu memuat kisah inspiratif Alkhatab selama 10 tahun bertugas di Pulau Dewata. Kritik lainnya adalah tentang layout yang terkesan monoton.
“Sebenarnya lebih mudah mengapresiasi daripada mengkritik sebuah karya, karena saya tahu membuat buku itu bukan hal yang mudah. Tapi karena diharuskan untuk menyampaikan kritik, itu beberapa saran yang bisa dipertimbangkan untuk revisi,” cetusnya.
Ibnu Alkhatab menyampaikan terima kasih atas kritik yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan karyanya. Terkait dengan ide penyusunan buku yang menandai berakhirnya masa tugasnya di Bali, ia mengaku terinspirasi oleh kebiasaan orang Belanda yang selalu menulis buku setelah mengakhiri masa jabatan di suatu wilayah. Ia berharap, karyanya bermanfaat dan menginspirasi pejabat ORI Bali berikutnya.
Di akhir acara, Wagub Cok Ace menyerahkan kenang-kenangan berupa kain endek. Sementara Trisno Nugroho menyerahkan bingkisan berupa uang bersambung (uncut banknotes) lembaran Rp100 ribu lengkap dengan sertifikatnya. (BB/501)