Mau Kerja di Jepang atau Inggris? Kuliah dulu di ITB STIKOM Bali
Kolase foto: Pelepasan mahasiswa ITB STIKOM Bali ke Jepang dan Inggris (atas) Foto di bawah: Petrus Rusni Salawani (kaos putih) dan Raesha Putra Mulia Nusa (jaket) foto bersama Sagung Putu Mona Monita Sari di Narita International Airport.
Denpasar | barometerbali – Halo kawula muda Indonesia. Anda mau kerja di Jepang atau Inggris untuk membiayai kuliahmu? Ayo sekarang daftarkan diri anda di ITB STIKOM Bali dan mendapat kesempatan bekerja di Jepang dan Inggris.
Ya, Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali kembali membuat gebrakan gemilang. Sebelumnya ITB STIKOM Bali mengirim mahasiswanya untuk magang dan kerja di Jepang dan Taiwan, kali ini mengirim dua mahasiswanya untuk kuliah di Accola Japanese Academy di Maebashi, Jepang sambil kerja part–time atau arubaito dan lima mahasiswa dikirim ke Inggris untuk kerja menggunakan visa kerja terbatas atau temporary visa.
Dua mahasiswa yang dikirim ke Accola Japanese Academy Jepang itu adalah Raesha Putra Mulia Nusan dari Prodi Bisnis Digital dan Petrus Rusni Salawani dari Prodi Sistem Informasi. Sedangkan lima mahasiswa ke Inggris adalah, Dionisius Dua Blolong, Krisna Hastina Putra, I Putu Gede Krisna Yoga, Kadek Ari Setia Utama Putra, Ricky Dimas Maulana. Semuanya dari Program Studi Bisnis Digital.
“Resa dan Petrus akan terbang nanti malam (Rabu, 6/7/2022) ke Jakarta lalu besok (Kamis, 7/7/2020) pagi dari Jakarta ke Narita, Jepang. Sementara untuk lima orang yang ke Inggris akan terbang tanggal 24 Juli 2022,” terang Drs. Dede Heryadi, MM dalam laporannya sebagai Direktur LPK DARMA saat acara pelepasan ketujuh mahasiswa tersebut di kampus ITB STIKOM Bali, Denpasar, Rabu (6/7/2022).
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dalam sambutannya berharap para mahasiswa yang mendapat kesempatan keluar negeri memanfaatkan peluang ini dengan baik sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-citanya dan harapan keluarga membawa hasil yang diinginkan. Menurut Dadang Hermawan, program kuliah langsung di Jepang (Accola Japanese Academy) dan kerja di Inggris ini adalah terobosan lain ITB STIKOM Bali untuk mendorong mahasiswa memiliki pengalaman internasional dan hal ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbud RI.
“Kalian harus benar-benar memenej (mengelola) keuangan sehingga apa yang diperoleh sesuai cita-cita dan harapan anda, harapan keluarga. Jaga nama baik diri sendiri, nama baik keluarga, kampus dan bangsa negara. Jangan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain sehingga anda berurusan dengan aparat di sana. Bekerjalah sesuai job yang diberikan dan dilakukan secara disiplin dan loyalitas karena akan menambah performance anda di mata perusahaan. Bagi yang sedang kuliah ada dispensasi,” pesan Dadang Hermawan.
Sedangkan Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti – yang menaungi ITB STIKOM Bali-Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak menyampaikan rasa bahagia dan syukur bahwa mahasiswa ITB STIKOM Bali adalah mahasiswa yang siap meningkatkan kualitas diri dengan mengasah diri di negeri orang nun jauh di sana dan meminta mahasiswa ITB STIKOM Bali menjadi teladan bagi orang lain di luar negeri.
“Berusahalah hidup mandiri di negara orang, apa yang berlaku di sana, ikuti. Bekerjalah dengan disiplin. Harga diri seseorang itu dinilai dari dia menghargai waktu. Anda bukan memberi contoh tetapi anda harus menjadi teladan bagi orang lain,” tutur Dharmadiaksa.
Pada kesempatan itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ida Bagus Suradarma, SE, M.Si, berbagi pengalaman ketika tinggal seminggu di Berlin, Jerman.
“Bekerja di luar negeri, minggu pertama itu agak sulit, ini akan dialami dan hal ini biasa. Kita mengalami culture shock dan perbedaan cuaca yang sangat ekstrim. Apalagi di Inggris bisa di bawah nol derajat, kalian harus berusaha untuk mengurus diri sendiri. Mengenai perbedaan waktu, kalau Jepang hanya selisih 1 jam tapi kalau Inggris beda 7 jam, mungkin akan kita atur kuliah sore di Bali sehingga di Inggris masih pagi hari,” ucap Suradarma.
Informasi terbaru dari Jepang, Raesha Putra Mulia Nusan dan Petrus Rusni Salawani sudah tiba Narita International Airport sekitar pukul 15:00 waktu Jepang, Kamis, 7 Juli 2022 dan jemput langsung oleh Sagung Putu Mona Monita Sari, admin Accola Japanese Academy, Maebashi.
“Satu jam lagi kami sampai di asrama,” tutup Mona, perempuan asal Tabanan itu melalui pesan WhatsApp. (BB/501/rsn)