Ditanya Sumber Dana Demo Tolak LNG, Bandesa Intaran “Bungkam”
DEMO – Aksi demo tolak terminal LNG Sidakarya (kiri) dan Bandesa Adat Intaran Sanur Gusti Alit Kencana (kanan). Foto: istimewa
Denpasar | barometerbali – Bandesa Adat Intaran Sanur Gusti Alit Kencana, yang kerap jadi garda terdepan memimpin aksi unjuk rasa menolak rencana pembangunan Terminal LNG (Liquefied Natural Gas) oleh PT Dewata Energi Bersih (PT DEB) di Sidakarya, memilih bungkam saat ditanya sumber biaya aksi demo yang intens mereka gelar di wilayah Sanur dan Renon Denpasar selama ini.
“Tyang (saya, red) mau konfirmasi terkait adanya pertanyaan yang berkembang di masyarakat, terkait sumber dana dari aksi demo tolak terminal LNG Sidakarya yang intens digelar Desa Adat Intaran dan ditambah Penyaringan, apakah ada pihak yang mendanai/sponsor atau swadaya warga sendiri?,” tulis media ini melalui pesan WhatsApp (WA) kepada Bandesa Alit Kencana, Senin (8/8/2022).
Namun hingga berita ini dimuat, Bandesa Adat Intaran, Gusti Alit Kencana tak memberikan keterangan apa pun termasuk kepada wartawan lain yang sebelumnya berusaha menghubungi dirinya melalui ponsel.
Seperti diketahui muncul isu tak sedap terkait sumber dana gerakan sejumlah warga Desa Adat Intaran, Sanur, Denpasar, terakhir diikuti Desa Adat Penyaringan, Sanur Kauh yang menolak pembangunan Terminal Khusus (Tersus) LNG di wilayah Desa Adat Sidakarya, Denpasar, yang intens turun ke jalan dengan baju kaos seragam, banner, atribut bendera, billboard dan baliho bahkan membawa-bawa simbol sakral yang disucikan umat Hindu di Bali.
“Gerakan Intaran Tolak LNG” dengan aksi demonya yang berjilid-jilid hingga aksi pemasangan baliho dan billboard di tengah persiapan pemerintah menyambut KTT G20 ini, memakan biaya besar ini, disinyalir oleh beberapa pihak yang tak mau namanya dimediakan, “dimodali” orang-orang atau kelompok yang memiliki kepentingan tertentu. Mereka dianggap tak ingin melihat Bali mandiri energi dengan aksi berbungkus kesucian pura dan penyelamatan mangrove.
Memastikan adanya dugaan tersebut awak media sempat mewawancarai Ketua LPD Adat Intaran Sanur, I Wayan Mudana pada Jumat (22/7/2022) lalu, sebagai salah satu sumber keuangan desa adat yang sempat juga diduga menjadi pemodal gerakan tersebut. Namun, dirinya membantah adanya tudingan itu, dan mengklaim “Gerakan Intaran Tolak LNG” tersebut murni dari hasil swadaya masyarakat di 20 banjar se-Desa Adat Intaran.
“Tidak ada yang kita modali, itu murni swadaya seluruh masyarakat Desa Adat Intaran. Tidak ada pemodalnya ataupun pihak lain yang membiayai (Gerakan Intaran Tolak LNG, red) ya kalau sudah urusan LNG, ya biarkan LNG. Begitu juga LPD biarkan LPD, jadi jangan dicampuradukkan dan kami berharap ini bisa dimengerti,” kilah Mudana.
Di sisi lain menanggapi aspirasi aksi demo tersebut Gubernur Bali Wayan Koster sebelumnya telah mengarahkan PT. DEB membangun terminal penyimpanan LNG tidak lagi di areal mangrove.
Hingga berita ini dipublikasikan, Bandesa Adat Intaran, Gusti Alit Kencana masih “bungkam” dan enggan membalas pesan WA. (BB/501)