Seminar Nasional dan Workshop Kurikulum Kesmavet dan Epidemiologi di Surabaya
SEMINAR – Suasana Seminar Nasional dan Workshop Kurikulum Kesmavet dan Epidemiologi yang diikuti Lab. Kesmavet FKH Unud di Surabaya, 2 Agustus 2022. (hms-unud).
Surabaya | barometerbali – Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (Kesmavet FKH Unud) bertandang ke Surabaya pada 2 Agustus 2022 untuk melangsungkan seminar nasional dan workshop kurikulum bersama dengan para kolega di bidang yang sama dari masing-masing FKH se-Indonesia. Acara tersebut dilakukan secara rutin setahun sekali.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi kurikulum kesehatan masyarakat veteriner secara nasional, baik berupa materi, pengajaran, diskusi, dan kerjasama antar institusi atau lembaga. Ke depan diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi bidang kedokteran hewan lainnya,“ ungkap Prof. Dr. drh. Mirni Lamid, M.P. Dekan FKH Universitas Airlangga selaku tuan rumah.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dan diskusi yang disampaikan oleh beberapa narasumber antara lain: drh. Syamsul Ma’rif, M.Si (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian), Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU, M.Sc. (Kesmavet FKH UGM), Dr. Denny Wijaya Lukman, M.Si. (Kesmavet Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB), Dr. drh. A.T. Soelih Estoepangsti (Kesmavet FKH UNAIR), serta dimoderatori oleh drh. Kadek Karang Agustina, M.P. (Kesmavet FKH Unud).
drh. Syamsul Ma’rif menjelaskan tugas pokok Kesmavet adalah sebagai penghubung antara hewan dan manusia, mencegah terjadinya zoonosis dan kerugian yang dihasilkannya, jaminan mutu kesehatan dan keamanan produk pangan asal hewan yang ASUH (Aman Sehat Utuh Halal), ketahanan pangan nasional, kesejahteraan hewan (termasuk penanggulangan bencana, dan bahaya resistensi antimicrobial (AMR).
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Dr. Soelih yang mengutamakan pentingnya integrasi one health ke dalam konsep Kesmavet. Untuk merealisasikan hal tersebut, menurut Prof. Bambang dan Dr. Denny, Kesmavet harus memiliki kesatuan kurikulum yang kuat. Kesmavet dihadapkan dengan tantangan di masa mendatang seperti memperjuangkan kurikulum pendidikan kedokteran hewan, membentuk kompetensi dokter hewan yang profesional, kesiapsiagaan terhadap zoonosis dan transboundary diseases yang berdampak ke masyarakat, perubahan iklim dan kesehatan, global health, keamanan produk hewan non pangan, serta epidemiologi molekuler.
Di waktu yang sama, juga diadakan kegiatan pertemuan dan koordinasi para dekan atau yang mewakili di dalam forum AFKHI (Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia) yang membahas terkait realisasi dari hasil seminar nasional dan workshop Kurikulum Kesmavet dan epidemiologi.
Kegiatan Seminar Nasional dan Workshop Kurikulum Kesmavet dan Epidemiologi berlangsung secara kondusif dan lancar. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala serta acara serupa akan diadakan di FKH Universitas Nusa Cendana di tahun depan. (BB/501/rls/Romy)