Dukung KTT G20, KUB Segara Batu Lumbang Lestarikan Mangrove
RAWAT – Kegiatan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan Batu Lumbang Pemogan dalam merawat dan melindungi kawasan hutan magrove di pesisir Pantai Pemogan, Denpasar Selatan. (Foto: ans)
Denpasar | barometerbali – Keberadaan hutan mangrove atau bakau sebagai pelindung daerah pesisir makin dirasakan manfaatnya oleh warga, salah satunya kelompok usaha bersama (KUB) nelayan Batu Lumbang. Maka dari itu kelompok nelayan ini kerap menanam bibit mangrove dan merawatnya agar tetap berfungsi melindungi wilayah pesisir dari gempuran ombak, abrasi, dan menjaga biota laut agar tetap berkembang biak dengan baik.
Kawasan hutan mangrove di Bali memiliki luas sekitar 1.300 hektar. Selain jadi pelindung pantai dari abrasi, hutan bakau juga punya fungsi lain, yaitu menjadi kawasan wisata. Yang saat ini menjadi salah satu perhatian dunia Internasional. Hal ini disampaikan oleh Kelompok Ketua Kelompok Nelayan Batu Lumbang.
I Wayan Kona Antara, krama asal Banjar Gelogor Carik, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan ini pada Senin, (15/8/22) menjelaskan perhatian Pemerintah melalui pihak Kepolisian sangat diapresiasi oleh para nelayan yang bernaung di bawah kelompoknya. Begitu juga dengan acara KTT G-20 nanti, bisa membangkitkan Pariwisata Bali yang sempat terpuruk selama masa pandemi Covid- 19.
“Berkaitan dengan kunjungan Polda Bali ke kelompok nelayan tentu sangat diapresiasi, apalagi yang berkaitan dengan persiapan KTT G 20 nanti, tentu seluruh anggota Kelompok Nelayan menyambut baik dan positif, karena kolaborasi pihak keamanan dengan kelompok Nelayan Batu Lumbang,” terang pria asal Banjar Gelogor Carik ini.
I Wayan Kona Antara juga menyampaikan kunjungan para Pemimpin Dunia ke hutan mangrove saat KTT G20, diharapkan akan membawa dampak positif, karena ada nuansa berbeda yang akan disaksikan oleh para pemimpin dunia tersebut. Tak itu saja, dirinya beserta semua anggota kelompok berkomitmen untuk bersinergi dengan aparat menjaga keamanan menjelang dan selama acara KTT G20 berlangsung.
I Wayan Kona Antara juga menambahkan, faktor keamanan akan menjadi tanggung bersama dengan cara bahu membahu antara pihak Kepolisian dengan warga yang ada di kelompoknya.
“Masalah keamanan akan menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai anak bangsa, komitmen tentang hal tersebut serta pemahaman masyarakat pesisir lebih baik untuk menyukseskan momen internasional ini agar Bali bangkit dari keterpurukan selama 2 tahun diterpa Covid-19. Harapan kami ekonomi masyarakat akan tumbuh dan normal kembali seperti dulu,” harapnya.
Seperti diketahui tanaman mangrove yang dikenal masyarakat Indonesia dengan sebutan tanaman bakau ini juga berfungsi dan banyak manfaat. Dengan adanya hutan bakau, maka abrasi atau pengikisan tanah pinggir pantai atau abrasi bisa di minimalis, dan manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pulau Bali. Mengingat saat ini pantai Selatan Bali mulai mengalami abrasi. Untuk itu tanaman ini mesti ditanami lagi jika ada yang mati, dilindungi dan dirawat agar tetap lestari. (BB/501/ans)