Bahas 6 Permasalahan MBKM, BEM Unud Gelar “Dialog Udayana”
DIALOG – BEM Unud selenggarakan “Dialog Udayana” untuk membahas permasalahan MBKM. (hms-unud)
Denpasar | barometerbali – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana (BEM Unud) selenggarakan “Dialog Udayana” terkait dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Ruang AA Djelantik Fakultas Kedokteran, Kampus Sudirman, Denpasar, Jumat, (19/8/22).
Dialog dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.IPU., serta turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, para Dekan, Ka. BKM, Ka. BAKH, Koordinator Minat, Penalaran, dan Informasi Kemahasiswaan, Koordinator Kesejahteraan Mahasiswa, Koordinator Program Studi S0 dan S1, Koordinator dan Sekretaris MBKM, Pokja MBKM, Ketua UPO dan para Ketua BEM Fakultas.
Dalam dialog ini menghadirkan narasumber dari Koordinator MBKM Universitas Udayana yakni Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si dengan moderator I Wayan Sutirta.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Unud Daril Dwiputra dalam sambutannya menyampaikan Dialog Udayana diharapkan akan menjadi forum yang nyaman bagi semua mahasiswa maupun pimpinan.
“Ini merupakan wadah di mana kita bisa bertemu dan menyampaikan langsung aspirasi yang sudah pernah didiskusikan sebelumnya terkait dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” ujar Daril.
Ada beberapa poin-poin yang fokus akan dibahas dalam pertemuan ini di antaranya: 1). Permasalahan dan isu-isu tentang MBKM, 2). Permasalahan sosialisasi MBKM di setiap fakultas, 3). Permasalahan terkait konversi SKS, 4). Antara wajib dan tidaknya MBKM masih menjadi pro dan kontra di setiap fakultas, 5). Permasalahan 30% yang mewajibkan mahasiswanya mengikuti program MBKM dan 6). Minat mahasiswa mengikuti program MBKM yang masih menjadi permasalahan di fakultas.
“Kami berharap dari enam permasalahan ini dapat didiskusikan dan temukan solusinya sehingga nantinya dialog ini dapat menghasilkan piagam yang dapat dikawal, baik dari mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan untuk kemajuan Universitas Udayana,” tandas Daril.
Sementara itu Rektor Unud dalam sambutannya menyampaikan integritas atau maju mundurnya suatu perguruan tinggi negeri belakangan ini ditentukan oleh capaian kinerja perguruan tinggi itu sendiri. Di Universitas Udayana maupun universitas lainnya terdapat dua kontrak kinerja diantaranya kontrak kinerja dengan Kemendikbud Ristek Dikti menyangkut Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat MBKM.
“Sedangkan kontrak kinerja yang kedua yaitu dengan Kementerian Keuangan yang berkaitan dengan tata kelola keuangan dan pemberdayaan aset-aset. Kementerian mengamanatkan agar peserta MBKM di suatu perguruan tinggi itu 30% dari student body perguruan tinggi tersebut,” urai Prof. Antara.
Yang pertama dilakukan menurutnya tentu bagaimana cara menyosialisasikan sehingga partisipasi mahasiswa lebih besar.
“Jadi target kita 6.000 mudah-mudahan nanti itu tercapai, dan yang kedua kita memberikan jumlah anggaran yang jauh lebih besar dari sebelumnya untuk kegiatan kemahasiswaan, sehingga memungkinkan sekarang prestasi mahasiswa dicatat sebagai MBKM, diberikan apresiasi, diberikan insentif, pembebasan atau keringanan UKT bagi mahasiswa yang memenuhi MBKM dalam konteks berprestasi,” terangnya.
Unud saat ini sudah memperbaiki sistim rekrutmen mahasiswa, di samping SNMPTN, SBMPTN dan Jalur Mandiri, pada jalur mandiri berprestasi Unud merekrut siswa berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan juga sudah diberikan masukan supaya melakukan hal-hal berkaitan dengan prestasi mahasiswa seperti membina maupun yang lainnya berkaitan dengan prestasi mahasiswa.
Dalam hal ini, Rektor berharap agar kontrak kinerja Rektor berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di dalamnya itu ada MBKM bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Mari kita lakukan apa saja yang terbaik sehingga capaian ini bisa dicapai dan semoga Universitas Udayana ini bisa maju seperti universitas-universitas nasional, di tingkat regional Asia Pasifik, dan tingkat dunia sekalipun,” harap Rektor Antara. (BB/501/rls)