Diduga Depresi Terhimpit Ekonomi, WS Gorok Leher Sendiri
Caption: Jenazah korban bunuh diri I WS (53) digotong warga menuju bale dangin (BB/501/ist)
Badung | barometerbali – Pegawai sebuah kantor pemerintahan di Kota Denpasar I WS (53) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggorok lehernya sendiri menggunakan pisau dapur dan mutik pada Jumat (16/9/2022) di Banjar Pekandelan Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Himpitan persoalan ekonomi diduga kuat menjadi pemicu korban mengalami depresi berat kemudian melakukan tindakan bunuh diri. Peristiwa yang mengenaskan ini baru dilaporkan ke pihak kepolisian, Sabtu (17/9/2022) pagi.
Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya kejadian itu.
“Pihak keluarga korban tidak ada keberatan dan sudah membuat surat pernyataan tidak melakukan tuntutan di kemudian hari,” ungkapnya.
Dari keterangan saksi WR (50) yang merupakan istri korban menurut Sudana, pukul 11.00 Wita (16/9) WR sempat diberi tahu oleh korban, jika sang anak mengirim SMS kalau belum membayar uang sekolah sekitar Rp2 juta.
Setelah istri korban datang dari bekerja sebagai pengerajin janur, lalu masuk ke dapur sekitar pukul 20.00 Wita.
“Saya pulang jam 8 malam dari kerja. Sampai di rumah, saya ke dapur dulu sebelum ke kamar. Tapi saya lihat pisau dapurnya nggak kelihatan, nggak ada,” ungkap WR saat ditemui wartawan, Sabtu (17/9/2022).
Selanjutnya WR menuju kamar dan betapa terkejutnya melihat suaminya sudah dalam posisi terlentang dengan kaki kiri menekuk dan dari leher mengeluarkan darah. Di samping korban terdapat pisau jenis mutik. Karena saksi panik dan bingung kemudian meninggalkan rumah menuju rumah iparnya, Ni Wayan Juniati.
“Pisau di dapur pakai satu, pisau di kamar pakai satu. Mungkin pisau dapur nggak kuat di lehernya itu, langsung ngambil yang tajam itu di tasnya (pisau khusus untuk mebat),” sambung WR.
Terkait motif sang suami nekat mengakhiri hidup, WR berpandangan lantaran terhimpit kebutuhan ekonomi.
Ia menuturkan, keluarganya sempat meminjam uang sebesar 20 juta kepada seseorang untuk renovasi rumah beberapa bulan lalu.
“Saya kan punya utang pak, terus terang. Punya utang 20 juta untuk renovasi rumah,” ucapnya kepada awak media.
Utang tersebut menurut pengakuannya telah dibayar 10 juta oleh WS, dan sisanya dibantu oleh sang kakak untuk pelunasan.
Disebutkan pula semenjak 2 bulan lalu, WS mulai depresi yang ditandai dengan perubahan sikap seperti kebingungan hingga mengurangi bergaul dengan warga sekitar.
Saksi lainnya I Nyoman Marsi (56) menceritakan bahwa sekitar Sabtu (17/9/2022) pukul 08.00 Wita saksi merasa curiga pintu kamar masih tertutup dan tidak melihat korban berangkat bekerja. Setelah pintu dibuka ditemukan korban diduga sudah meninggal dunia. Kemudian memanggil istri korban untuk pulang ke rumah. Kemudian Saksi I Nyoman Marsi menghubungi Kelian Dinas Banjar Pekandelan dan Perbekel Desa Sibanggede.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Kabupaten Badung I Wayan Darma yang dikonfirmasi media ini juga membenarkan kejadian tersebut.
“Benar, kemarin tiyang (saya, red) cross check dengan temen dari Sibanggede, kejadian itu benar adanya,” tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Beberapa saat kemudian Babinsa Sibanggede mengamankan TKP dan menghubungi Tim Indentifikasi Polres Badung, melakukan interogasi terhadap saksi-saksi. Membawa korban ke RS. Mangusada Kapal, Badung dengan menggunakan ambulance dari PMI Badung dibantu petugas medis dari Puskesmas Abiansemal 3. (BB/501)