FPRB Diharapkan Rangkul Semua Pihak Kurangi Risiko Bencana
Ket foto: Pembukaan Bulan Bakti Forum Pengurangan Risiko Bencana diisi dengan penebaran benih ikan di Danau Batur, Bangli, Kamis (13/10/2022) pagi. (hms/prov/bali)
Bangli | barometerbali – Sebagai daerah pariwisata dan tempat diselenggarakannya event internasional, di balik keindahan alam dan budayanya, Bali memiliki risiko terhadap ancaman bencana. Untuk itu pengurangan risiko terjadinya bencana juga memerlukan sinergitas seluruh elemen masyarakat. Bulan Bakti Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang jatuh pada Bulan Oktober diharapkan dapat merangkul seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam upaya kita bersama mengurangi risiko bencana.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra dalam acara Pembukaan Bulan Bakti Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali di Toya Devasya Hot Spring Water Park Kintamani, Bangli, Kamis (13/10/2022).
Lebih jauh dalam sambutannya, Wagub Bali menyampaikan sejak tahun 2013, Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) telah menjadi agenda nasional yang rutin dilaksanakan di Indonesia pada bulan Oktober setiap tahunnya. Hari Peringatan Bulan PRB ini menjadi pengingat bersama atas risiko dampak bencana yang berpotensi terjadi terhadap kehidupan dan penghidupan sekaligus mengingatkan kita agar investasi PRB terus dilakukan secara masif, berkelanjutan dan inklusif agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Kita bangun kesadaran bersama bahwa upaya penanggulangan bencana bukanlah kerja pemerintah semata, melainkan tanggung jawab kita bersama. Maka dari itu upaya upaya pengurangan risiko bencana memerlukan komitmen yang kuat dari semua, baik dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, serta media massa,” imbuhnya dalam keterangan pers yang diterima media ini.
Wagub Cok Ace juga mengingatkan bahwasannya pada bulan November Tahun 2022 ini, Bali telah ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan G20. Sepatutnya momen ini dapat dijadikan momentum untuk menunjukkan kepada dunia internasional terkait upaya pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana di Bali yang dilakukan dalam mendukung penyelenggaraan G20.
Berdasarkan hasil kajian risiko bencana, hampir semua jenis bencana berpotensi terjadi di Bali.
Mempertimbangkan potensi ancaman bencana tersebut maka penguatan regulasi penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana berbasis kearifan lokal, kolaborasi serta pemanfaatan teknologi menjadi pilar utama dalam upaya pengurangan risiko bencana di Bali.
Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Fajar Setyawan, S.I.P yang hadir secara virtual dimana upaya pengurangan risiko bencana harus menjadi tulang punggung dalam penanggulangan bencana. Pengurangan risiko bencana menjadi tugas kita bersama, komitmen kita bersama sehingga kita bisa meminimalkan risiko yang terjadi jika terjadi bencana.
Pembukaan Bulan Bakti Forum Pengurangan Risiko Bencana pada pagi hari ini juga diisi dengan penebaran benih ikan di Danau Batur, Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemprov Bali dengan LL DIKTI Wilayah VIII tentang sinergi dalam bidang Penanggulangan Bencana di Sektor Pendidikan, Deklarasi Aliansi Perempuan Tangguh Bencana Provinsi Bali serta Penyerahan Sertifikat Kesiapsiagaan Bencana untuk Dunia Usaha.
Turut hadir pada kesempatan kali ini Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Kalaksa BPBD Provinsi Bali Made Rentin, Rektor Perguruan Tinggi, General Manager Hotel dan Dunia Usaha, mitra pengurangan risiko bencana di Provinsi Bali, Ketua Forum PRB Provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali serta OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali. (BB/501)