AA Made Wiadi Dikukuhkan sebagai Panglingsir Puri Agung Jembrana
Ket foto: Nampak Ida Panglingsir Puri Agung Mengwi Ida Anak Agung Gde Agung (kanan) mengukuhkan AA Made Wiadi (kiri) didampingi istrinda sebagai Panglingsir Puri Agung Jembrana dalam acara Mejaya Jaya disaksikan Bupati Jembrana I Nengah Tamba di Puri Agung Jembrana, Kelurahan Dauhwaru, Kec/Kab Jembrana, Sabtu (15/10/2022).
Jembrana | barometerbali – Ida Panglingsir Puri Agung Mengwi Ida Anak Agung Gde Agung mengukuhkan AA Made Wiadi sebagai Panglingsir Puri Agung Jembrana dalam acara Mejaya Jaya disaksikan Bupati Jembrana I Nengah Tamba di Puri Agung Jembrana, Kelurahan Dauhwaru, Kec/Kab Jembrana, Sabtu (15/10/2022).
Dalam kesempatan yang sama guna melestarikan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus, para tokoh puri membentuk organisasi kemasyarakatan yang diberi nama Pasemetonan Puri Agung Jembrana.
Adapun upacara Mejaya Jaya dan Pamikukuhan Panglingsir Puri Agung Jembrana yang digelar oleh Paiketan Pasemetonan Puri Agung Jembrana dipuput Ida Peranda Gede Megati dari Griya Megati.
Tampak sejumlah anggota paiketan dan pengurus antusias mengikuti seluruh rangkaian prosesi itu.
Ketua panitia acara I Gusti Kade Muliawan mengatakan tujuan melaksanakan upacara Mejaya Jaya adalah membersihkan pengaruh-pengaruh negatif pengurus pesemetonan Puri Agung Jembrana serta memohon restu kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa agar dalam melaksanakan program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik.
“Mejaya Jaya adalah prosesi upacara secara niskala dalam bentuk pelaksanaan ritual agama yang disesuaikan dengan dresta puri,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan adapun semeton puri/jero/dadia yang masuk dalam pasemetonan itu berjumlah 40 dadia yang semuanya termasuk pelaku-pelaku sejarah Jembrana.
Pihaknya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh undangan yang sudah hadir dalam acara ini di mana Puri Agung Jembrana terdiri dari puri, jero dan dadia. Struktur yang paling atas adalah Puri Agung Jembrana dan pelaku sejarah berdirinya Puri Jembrana pada tahun 1705 dari Puri Agung Mengwi.
“Dalam Pengukuhan dan Mejaya Jaya Ida Pengelingsir Pura Agung Jembrana beserta pangempon sudah terlaksana dengan tujuan untuk bersatu dan selalu bersinergi dengan Pemerintah terutama dalam adat dan budaya supaya tetap kukuh. Ada 40 dadia yang semuanya termasuk pelaku dalam sejarah Jembrana yakni Semeton Pasek, Tawasan, Tangkas atau Kanuruhan, Bandesa Manik Mas, Tegeh Kori, Kebon Tubuh atau Kuta Waringin, Trah Ki Pasek Badak, Toh Jiwa, Batulepang, Trah Pande, Trah Arya, dan lainnya. Serta diiringi oleh papacek di antaranya Pacek Gegem, Tulup, Panasan dan Puna Desa Ambengan,” ungkapnya.
Sementara, Bupati Tamba menyambut baik atas terselenggaranya acara pengukuhan Paiketan Pesemetonan Puri Agung Jembrana. Makna acara ini adalah saling mengingatkan agar selalu bersatu untuk membangun Kabupaten Jembrana serta sebagai pengayom masyarakat Jembrana.
“Paiketan yang sudah dikukuhkan saya minta agar bersungguh-sungguh karena makna dari pengukuhan itu saling mengingatkan, menjaga supaya bersatu. Mungkin selama ini komunikasi tidak saling mengingatkan tidak baik dan untuk sekarang sudah dikukuhkan menjadi satu paiketan. Saya antusias dan menyambut baik untuk pembangunan di Kabupaten Jembrana,” pinta Tamba.
Pihaknya berharap ke depan puri bisa mempertahankan eksistensinya terkait dengan tiga filosofi dalam adat dan budaya serta bagi Panglingsir Puri dan Pesemetonan Puri agar selalu mendukung program Bupati Jembrana.
“Saya berpesan paiketan ini jangan menjadi eksklusif akan tetapi justru membangun Kabupaten Jembrana, keluar dia akan menjadi pengayom, pengayah di masyarakat,” tandasnya. (BB/501/adi)