Jaya Negara Minta PW-AWBP Segera Data Seluruh Dadia
Ket foto: Ketua Umum Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih (PW-AWBP) Bali/Pusat I Gusti Ngurah Jaya Negara (tengah) didampingi Ketua Harian PW-AWBP (kiri) dan Bandesa Adat Kesiman JM Kt. Wisna (kanan) berikan arahan usai menggelar acara persembahyangan bersama pengurus PW-AWBP se-Bali di Pura Dalem Mutering Jagat, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Rabu (26/10/2022). (yowana/awbp)
Denpasar | barometerbali – Ketua Umum Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih (PW-AWBP) Bali/Pusat I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta sekretaris paiketan segera mendata ulang kepastian jumlah dadia (kelompok warga-red) Arya Wang Bang Pinatih yang ada di seluruh Bali dan Nusantara walaupun pihak Yowana AWBP sudah sempat sebelumnya melakukan pendataan namun hingga saat ini ia mengaku belum mendapatkan laporan finalnya.
“Bersama ini saya meminta kepada sekretaris agar masing-masing kabupaten mendata betul berapa sebenarnya kepastian jumlah dadia AWBP yang ada di Denpasar, Badung, Gianyar, dan lain-lain. Sehingga lada saat puncak perayaan HUT ke-14 nanti (Digelar di gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang-red) pada tanggal 6 November 2022, masing-masing dadia ada yang mewakili dari pemangku atau pemucuk-nya. Saya minta data lengkapnya sudah lengkap saat itu. Setiap dadia dari kabupaten dan kota di Bali agar ada yang mewakili. Gedung itu mampu menampung sebanyak 500 orang,” tegas Jaya Negara yang juga menjabat Walikota Denpasar ini usai menggelar acara persembahyangan bersama pengurus PW-AWBP se-Bali di Pura Dalem Mutering Jagat, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, dalam rangka HUT ke-14 PW-AWBP Bali/Pusat bertepatan dengan Hari Suci Pagerwesi Rabu (26/10/2022).
Menanggapi permintaan ketua umumnya, Ketua Harian PW-AWBP Bali/Pusat Nyoman Swastika menyatakan siap bersama Sekreteris Umum Wayan Sudirta untuk meneruskan imbauan tersebut kepada seluruh ketua paiketan di kabupaten/kota di Bali khususnya hingga PW-AWBP seluruh Indonesia melakukan pendataan jumlah dadia-nya masing-masing sebelum tanggal 6 November 2022 ini.
“Kepada semua ketua paiketan Arya Wang Bang Pinatih di kabupaten/kota dan di luar Bali agar segera melakukan pendataan di dadia masing-masing agar perwakilannya dapat hadir nanti di puncak acara ulang tahun. Kita gunakan hari itu sebagai momentum untuk bangkit, berkumpul dan matemu wirasa,” tandas Swastika.
Dalam acara persembahyangan guna memohon kelancaran dan kerahayuan (keselamatan) rangkaian kegiatan HUT ke-14 PW-AWBP Bali/Pusat ini dilaksanakan bertepatan dengan hari raya Pagerwesi. Nampak hadir Ketua Umum PW-AWBP Bali/Pusat I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua Harian Nyoman Swastika, Sekretaris Umum Wayan Sudiarta, Ketua Sabha Walaka I Gusti Ngurah Punia Negara, Maha Widya PW-AWBP Bali/Pusat serta pengurus lainnya, Paiketan Yowana AWBP, dan Ibu-ibu AWBP, Camat Denpasar Timur, Kepala Desa Kesiman dan Bandesa Adat Kesiman JM Kt. Wisna.
Ketua Umum PW-AWBP Bali/Pusat I Gusti Ngurah Jaya Negara menyampaikan tujuan dari kegiatan kali ini adalah untuk memohon doa restu agar rangkaian kegiatan HUT ke-14 PW-AWBP Bali/Pusat dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
“Kita semua pedek tangkil (menghadap-red) ke pura ini, bertepatan dengan tegak kelahiran paiketan, guna memohon sinar suci, keselamatan dan anugerah dari Ida Bhatara Dalem Mutering Jagat yang berstana di sini, agar keluarga besar Paiketan Warga AWBP diberikan kerahayuan dan kasukertan dan semakin erat persaudaraannya. Selain itu memohon doa restu agar tahapan pelaksanaan kegiatan ulang tahun ke-14 paiketan dan rencana membangun patilasan Ida Bhatara Lelangit (Di bekas Kerajaan Kerthalangu dalam wujud monumen dan wantilan di eks Balitex-red) berjalan lancar dan sukses,” ungkapnya.
Sementara itu Bandesa Adat Kesiman yang juga merupakan wargi/warih Arya Wang Bang Pinatih, Jro Mangku Ketut Wisna lebih banyak menceritakan tentang perjalanan sejarah kawitan Arya Wang Bang Pinatih yakni Kyai Anglurah Agung Pinatih Mantra yang mendirikan Kerajaan Kerthalangu pada tahun 1350 Masehi di wilayah Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur sekarang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan situs-situs yang masih bisa ditemukan hingga saat ini termasuk berkaitan erat dengan keberadaan Pura Dalem Mutering Jagat di Kesiman Kertalangu, Pura Bangun Sakti hingga Pura Pangrebongan di Kesiman Petilan.
“Oleh Ida Dalem Samprangan beliau (Kyai Anglurah Agung Pinatih Mantra-red) dimandatkan menjadi Raja Badung pertama yakni Raja Kerthalangu pada tahun 1350 Masehi dengan wilayah kekuasaannya di seputar Bali Selatan. Berdasarkan situs-situs, wacakan, babad, dan purana-purana, kekuasaan Dinasti Kerajaan Kerthalangu selama rentang waktu 265 tahun, nyaris 300 tahun dan berakhir pada tahun 1615 Masehi dengan Raja terakhir Kyai Anglurah Agung Pinatih Resi. Batas-batas wilayah kekuasaan leluhur kita, kalau di sebelah timur Sukawati, di sebelah selatan Uluwatu, di sebelah utara Pelaga dan di sebelah barat Pererenan,” tuturnya. (BB/501)