Friday, 04-10-2024
Info

Jero Made Sulatri, Apoteker Pertama di Bali itu Tutup Usia

Upacara Pelebon akan dilaksanakan pada Minggu, 30 Oktober 2022 di Puri Peguyangan

Kolase foto: Istri alm Prof Ngurah Bagus, Jero Made Sulatri semasa hidupnya (kanan) dan apotek swasta pertama di Denpasar Bali “Apotik Sari Usada” yang didirikannya di Jl. Hasanudin Denpasar pada tahun 1963 setelah yang di Klungkung tahun 1962. (Dok. Puri Peguyangan).

Denpasar | barometerbali – Telah berpulang ke alam baka dengan tenang Jero Dra Made Sulatri (Ny Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus dari Puri Peguyangan, Denpasar Utara) di Rumah Sakit Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) bertepatan dengan hari Pagerwesi, Rabu, (26/10/2022) pukul 22.30 Wita.

Jero Made Sulatri yang wafat di usia 86 tahun merupakan Apoteker pertama di Bali dan yang merintis dan menjadi pemilik apotek swasta pertama di Bali.

Dr Ir I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, MT, selaku putera bungsu mendiang Jero Made Sulatri menyatakan sang ibunda menghembuskan nafas terakhirnya akibat sakit di usianya yang telah senja.

“Upacara Pelebon akan dilaksanakan pada hari Minggu, 30 Oktober 2022,” ucap pria yang akrab disapa Turah Nitya ini di sela-sela menerima tamu yang datang melayat di Puri Peguyangan, Denpasar Utara, Kamis (27/10/2022).

Dr Ir I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, MT, putera ketiga mendiang Jero Made Sulatri (ist)

Dituturkan ibundanya lahir di Tabanan, tanggal 16 Januari 1936, buah hati dari pasangan Wayan Sambad dan Ni Wayan Sulandri. Ia merupakan putri kedua, putri yang pertama, meninggal ketika masih bayi. Kedua orangtua ibundanya sesungguhnya berasal dari Desa Nongan, Rendang, Karangasem, sebuah desa yang berjarak 11 km dari Pura Besakih, pura terbesar di Pulau Dewata.

Pekerjaan Wayan Sambad adalah guru Sekolah Rakyat, di mana domisilinya berpindah-pindah sesuai penempatan tugas, pernah bertugas di Lombok, kemudian di Bali yaitu di Tabanan, Gianyar, dan Klungkung.

Apotek swasta yang dirintis pada zaman itu yakni “Apotik Sandhi Usadha” di Klungkung tahun 1962 dan “Apotik Sari Usada” di Jl Hasanudin Denpasar tahun 1963.

Pada waktu itu hanya ada satu apotik milik pemerintah yaitu “Apotik Kimia Farma” di Denpasar. Pada awalnya ada sekitar 12 orang yang ikut sebagai pendiri dan pemilik “Apotik Sari Usada.”

“Dalam perkembangannya kemudian ada yang keluar sehingga tinggal 7 orang, dan akhirnya lama-lama tinggal 4 orang saja sebagai pemilik yaitu Dra Made Sulatri, Dra lda Ayu Oka (dari Griya Bengkel, Denpasar), Anak Agung Ngurah Putra (dari Puri Kediri, Tabanan) dan Anak Agung Priadi (dari Puri Bongkasa, Badung). ‘Apotik Sari Usada’ akhirnya bubar dan ditutup pada bulan Januari 2013, sesuai kesepakatan dari para pemilik,” sambung Turah Nitya.

Selain sebagai apoteker, semasa hidupnya Jero Made Sulatri juga pernah menjadi guru, yaitu guru di Sekolah Asisten Apoteker (SAA) Saraswati, Jl. Kamboja Denpasar sekitar tahun 1973. SAA Saraswati didirikan pada tanggal 1 Februari 1969, yang sekarang bernama SMK Farmasi Saraswati.

“Profesi ibu tiyang (saya-red) seorang apoteker. Beliau Apoteker pertama di Bali dan pemilik apotek swasta pertama di Bali. Beliau menikah dengan ayah tiyang, Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus,” lanjut Turah Nitya.

Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Udayana yang juga Panglingsir Puri Peguyangan Pemecutan Badung itu menikahi ibundanya pada tanggal 23 November 1962, dan dikaruniai tiga anak, yang sulung Dr dr I Gusti Agung
Ayu Praharsini, Sp.KK, yang kedua Ir I Gusti Agung Ngurah Kerta Diksita, MMT, dan yang ketiga Dr Ir I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, MT. (BB/501)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button