Friday, 11-10-2024
Peristiwa

Menyulap Wajah Kota Larantuka jadi Ikon Flores Timur

Foto: Stephanus Ola Demon, ST, MT di Kota Pancasila, Ende, Flores. (rsn)

Jika nanti warga Flores Timur (Flotim) memberinya mandat memimpin Flotim, Stephanus Ola Demon yang akrab dipanggil Stef, sudah sangat siap menyulap wajah kota Larantuka, Ibukota Kabupaten Flotim menjadi sebuah kota yang iconic (berhubungan dengan simbol, lambang atau ikon-red) dan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga Flotim. Itulah rangkuman wawancara Rahman Sabon Nama dengan Stephanus Ola Demon, bakal calon Bupati Flotim yang diusung DPC Partai Gerindra dalam Pilkada Flotim 2024 – 2029 mendatang.

Denpasar | barometerbali – Stef Ola Demon tampaknya tak ragu lagi untuk bertarung dalam ajang Pilkada Flores Timur 2024 mendatang. Dia mengaku sudah deal dengan DPC Partai Gerinda Flores Timur.

“Dengan DPC Partai Gerindra Flotim sudah deal. Selanjutnya tinggal bagaimana saya bersama partai membangun komunikasi politik ke DPD Partai Gerinda NTT dan DPP,” kata Stef ketika dihubungi Rahman melalui telepon genggamnya, Kamis (27/10’2022) malam.

Sebagai gambaran, pada Pileg 2019 Partai Gerindra Flotim memperoleh 4 kursi di DPRD Flotim. Sedangkan untuk Pilkada 2024, dukungan partai politik terhadap pasangan calon bupati dan wakil bupati sangat tergantung dari hasil Pileg 2024. Jadi, koalisi antar partai politik sangat terbuka.

“Kami secara bersama-sama memang sudah ada pendekatan dengan partai lain yang punya kursi di DPRD Flotim untuk koalisi. Memang saya diberi kebebasan untuk mencari calon pendamping tapi karena saya bukan orang partai sehingga saya minta kami bersama-sama melakukan komunikasi politik dengan partai lain, termasuk siapa calon pendamping nanti,” papar Stef yang selama ini lebih dikenal sebagai General Manager PT Bumi Indah, kontraktor yang malang melintang membangun infrastruktur di bumi NTT.

Stef menyebut, jika dipercayakan rakyat Flotim, dia akan merealisasaikan janjinya dengan mengawali membangun kota Larantuka. Dasar pemikirannya sederhana. Kota Larantuka adalah pintu masuk bagi siapa saja yang tiba di Flores Timur. Langkah pertama yang akan dilakukannya adalah revitalisasi kawasan perkantoran, dengan membangun sebuah Civic Center.

“Karena, kalau mau urusan pelayanan cepat dan biaya murah, harus dalam satu pusat pemerintahan atau Civic Center. Soal perizinan misalnya, sehari selesai dan pasti hemat biaya,” tandas Stef Ola Demon.

Aslinya, Stef Ola Demon adalah seorang dosen pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Dia kemudian mengambil S2 Magister Teknik Sipil dengan Konsentrasi Teknik Struktur pada Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta. Keahliannya di bidang Teknik Struktur kemudian diperkuat lagi dengan pengalaman selama 15 tahun sebagai General Manager PT Bumi Indah membuat Stef Ola Demon sangat terobsesi membangun kota Larantuka yang Iconic dan menjadi kebanggaan seluruh warga Flores Timur. Konsepnya, dia ingin menggabung kantor kerja Trias Politica (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif) dalam satu area yang terkoneksi satu dengan yang lainnya dalam sebuah pusat pemerintahan atau Civic Center.

Menurutnya, bangunan kantor pemerintahan yang tercerai berai dan dengan kondisi apa adanya saat ini makin memperburuk wajah kota Larantuka. Saatnya kita perlu paradigma baru memandang wajah kota Larantuka. Harus ada ikon dan menjadi kebanggan bersama. Civic Center itu adalah salah satu solusinya.

“Dengan sistem pemerintahan terpusat atau Civic Center, sebuah urusan perizinan misalnya, bisa selesai dalam satu hari dan tentu sangat menghemat biaya,” ujarnya.

Stephanus Ola Demon, ST, MT berfoto depan Lambang Negara Burung Garuda Pancasila di Kota Pancasila, Ende, Flores. (rsn)

Lalu seperti apa Civic Center itu? “Lokasi kantor bupati yang sekarang ini akan dibangun gedung pemerintahan megah dan bertingkat sehingga semua organisasi perangkat daerah (OPD) berada dalam satu kompleks. Di sebelah timurnya, Lapangan Lebao, kalau kita bisa tukar guling, kita akan bangun gedung DPRD Flotim yang representatif, bertingkat dan megah. Gedung lama, Bale Gelekat Lewo Tana, kita jadikan museum saja. Di seberang kantor bupati itu sudah ada gedung Pengadilan Negeri Larantuka, nah tinggal kita lobi ke pusat (Kejaksaan Agung-red) supaya kantor Kejaksaan Negeri Larantuka kita tukar guling dan dipindahkan dekat dengan Pengadilan Negeri Larantuka. Terakhir, keempat gedung itu (kantor bupati dan OPD, gedung DPRD, gedung Pengadilan dan gedung Kejaksaan) kita bangun jembatan penghubung sehingga saling terkoneksi. Hasil akhirnya tercipta sebuah Civic Center yang ikonik dan menjadi kebanggaan kita semua,” urai Stef Ola Demon.

Masih soal urusan jasa konstruksi, Stef Ola Demon juga sangat mendukung mega proyek jembatan Pancasila Palmerah, “warisan” mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, almarhum. Menurutnya, meski proyek itu adalah ranah pusat namun akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Flores Timur dan Lembata jika akhirnya terwujud. Sebab, jembatan Palmerah-menghubungkan Pantai Palo di Larantuka, Pulau Flores dan Tanah Merah di Pulau Adonara – hanyalah proyek ikutan. Tetapi jauh lebih penting adalah pembangunan turbin pembangkit listrik menggunakan kekuatan arus laut Gonsalu.

“Saya sudah baca studi kelayakan proyek. Dari hasil studi, jika proyek itu terwujud akan menghasilkan daya listrik terbesar di dunia, yakni 20 MW. Itulah makanya Tridal Bridge di Belanda tak pernah kapok dan terus berupaya menggolkan mega proyek tersebut,” pungkas Stef Ola Demon. (BB/501/rsn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button