Ribuan Warga Iringi Upacara Pelebonan Ny alm Prof Ngurah Bagus di Puri Peguyangan
Foto: Warga masyarakat mengantarkan kepergian Jero Made Sulatri (86) dengan mengusung wadah untuk Upacara Pelebonan di Setra Desa Adat Peguyangan, Denpasar Utara, Minggu (30/10/2022). (ist/tn)
Denpasar | barometerbali – Rangkaian Upacara Pelebon Jero Made Sulatri (Ny alm Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus) diiringi tumpah ruah ribuan warga masyarakat, pejabat, akademisi dan keluarga besar puri-puri dan jero se-Bali telah berlangsung di Puri Peguyangan Denpasar Utara, Minggu, (30/10/2022) pagi.
Dr Ir I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, MT, selaku putera bungsu mendiang Jero Made Sulatri menuturkan Dudonan Upacara dimulai dengan upacara Nyiramin, upacara Ngajum, upacara Pengaskaran.
“Hingga selepas tengah hari upacara Pelebon di Setra Peguyangan dan penganyutan abu di Pantai Matahari Terbit Sanur,” jelas pria yang akrab disapa Turah Nitya ini kepada media.
Lebih lanjut dikatakan, semua rangkaian upacara ini bertujuan untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta dalam badan manusia kembali ke alam, dan roh bisa kembali ke pangkuan Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Kuasa dengan tenang.
“Selama persiapan Acara Pelebon, banyak pihak telah memberikan perhatian, empati, bantuan, demikian pula ucapan duka cita dan doa melalui karangan bunga, di antaranya Gubernur Bali dan Ibu, Wakil Gubernur Bali, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Dekan Fakultas Teknik dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unud, anggota DPD Bali (Dr Made Mangku Pastika), anggota DPRD Bali (Dr Somvir), Prodi Teknik Mesin Unud, Prodi Antropologi Unud, Prodi Pascasarjana Kajian Budaya Unud,” sebutnya.
Selain itu hadir pula dari pihak Balai Bahasa Provinsi Bali, Ikatan Apoteker Indonesia Bali dan Denpasar, Instalasi Farmasi RS Prof IGNG Ngoerah, KSM Penyakit Dalam RSUD Klungkung, PT BIBU Panji Sakti, Yayasan Dharma Yatera Peguyangan, Yayasan Pudak Mekar dan Yayasan Bagus Kirti, serta masih banyak lagi baik dari lembaga kesehatan dan kedokteran, kelompok profesi, kelompok alumni, keluarga maupun perorangan.
“Banyak pihak telah memberikan bantuan dan dukungan langsung seperti Panglingsir Puri Pemecutan, Panglingsir Puri Peguyangan, AA Ngurah Gede Widiada, dan Semeton Agung Peguyangan, Puri Pekandelan Klungkung, termasuk kehadiran Semeton Agung Puri Pegandan, Puri Taensiat, Puri Kaliungu, Puri Gerenceng, Puri Gelogor, Puri Tegal, Puri Belong, Puri Intaran, Puri Singgi, serta puri-puri lainnya di Denpasar dan Badung, bahkan dari Puri Agung Singaraja, Jero Dukuh Peguyangan dan Bandesa Adat Peguyangan, Semeton Ageng Nongan dan Baturiti, serta dari krama Banjar Tektek, Bantas, Peninjoan dan Tangguntiti,” ungkapnya satu per satu.
Pada kesempatan yang mulia ini Turah Nitya menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikhlas membantu dan mendoakan, sekaligus meminta maaf untuk segala kekurangan selama pelaksanaan Upacara Pelebon.
“Tentu tak lupa kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepada semua saudara, sahabat, kolega dan relasi yang tidak dapat disampaikan satu persatu, baik yang hadir melayat maupun berempati melalui media sosial. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan berkat dan anugerahNya kepada kita semua. Swaha!,” tutup Turah Nitya.
Di sela-sela acara AA Ngurah Putra Darmanuraga selaku Panglingsir Puri Agung Pemecutan Badung, menyatakan bahwa upacara Pelebon berjalan dengan khidmat dan sangat lancar.
“Nggih sampun memargi antar (iya, sudah berjalan dengan lancar-red) ini pertanda yang baik,” ucapnya singkat
Seperti diwartakan sebelumnya Jero Made Sulatri telah menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah Sakit Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) bertepatan dengan hari Pagerwesi, Rabu, (26/10/2022) pukul 22.30 Wita.
Jero Made Sulatri yang wafat di usia 86 tahun ini merupakan Apoteker pertama di Bali, yang merintis dan menjadi pemilik apotek swasta pertama di Bali.
Apotek swasta yang dirintis pada zaman itu yakni “Apotik Sandhi Usadha” di Klungkung tahun 1962 dan “Apotik Sari Usada” di Jl Hasanudin Denpasar tahun 1963.
Mantan Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Udayana alm Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus sebelumnya menikahi Jero Made Sulatri pada tanggal 23 November 1962, dan dikaruniai tiga anak, yang sulung Dr dr I Gusti Agung Ayu Praharsini, Sp.KK, yang kedua Ir I Gusti Agung Ngurah Kerta Diksita, MMT, dan yang ketiga Dr Ir I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, MT.
(BB/501)