J2PS Temukan Fakta “Gila”, TPS 3R Uma Asri Terima Botol Isi Tanah

Foto: Ketua Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Agustinus Apollo Daton (dua dari kiri) bersama pengurus melihat lebih dekat proses pengolahan sampah dan mengetahui permasalahan yang dihadapi TPS 3 R Uma Asri, Ubung Kaja, Denpasar Utara, Selasa (15/11/2022). (j2ps/db)
Denpasar | barometerbali – Usai menyambangi Eco Bali Recycling, jajaran pengurus Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) selanjutnya ingin mengetahui lebih nyata bagaimana proses pengolahan sampah dengan bertandang ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse dan Recycle (TPS 3R) di Jl. Cargo Kenanga I No. 1 Ubung Kaja Denpasar, Selasa (15/11/2022).
Kedatangan rombongan J2PS yakni Agustinus Apollo Daton (Ketua), Muhammad Ridwan (Sekretaris) dan I Gusti Ngurah Dibia (Ketua Divisi Sosialisasi dan Edukasi), Igo Kleden (Kordinator Divisi Advokasi dan Hukum), dan Umar Ibnu Alkhatab (Penasihat) diterima Riandy Arya Satria selaku Manajer Operasional TPS 3R Uma Asri.
“Kunjungan kita ke sini mau tahu lebih jelas bagaimana TPS 3R Uma Asri dalam mengelola sampah warga di kawasan Ubung Kaja dan apa benefit serta kendala yang dihadapi,” ucap Ketua J2PS yang akrab dipanggil Polo ini.
Menanggapi kedatangan J2PS ini, Rian menyampaikan apresiasinya karena ada wartawan yang mau berkecimpung dalam “kegilaan” dan kepedulian terhadap lingkungan khususnya masalah sampah di TPS 3R yang memiliki tagline, “Selangkah Lebih Maju” ini.
“Kami berterima kasih sekali kepada rekan-rekan media yang ikut, mau gila bersama kami di sini,” ungkap Rian saat menyambut kedatangan jajaran J2PS.

Rian menuturkan pihaknya di TPS 3R Uma Asri bersama Bank Sampah Sesana Merta selama ini menangani sebanyak 1.808 pelanggan khusus area Ubung Kaja saja. Ada 4 banjar yang menjadi pelanggannya yaitu Banjar Uma Sari, Petangan Gede, Pemangkalan, dan Lili Gundi.
“Kita mengelola sampah di sini dengan metode secara terjadwal. Beda dengan kota yang punya jadwalnya sendiri, kita juga punya jadwalnya sendiri menyesuaikan wilayah di sini,” jelasnya.
Setiap harinya di tempat ini ada 3 jenis sampah yang dibawa oleh banjar-banjar secara berbeda-beda.
“Contoh, banjar A, Senin daur ulang, banjar B organik, banjar C-nya residu. Jadi ketiga space terisi. Ngga ada penumpukan di satu titik,” kata Rian.
Sementara untuk pengolahannya, masing-masing sampah imbuhnya, sudah ada tim yang menangani baik yang daur ulang, organik dan residu.
“Untuk sampah daur ulang, diambil dari warga, dibawa ke TPS oleh swakelola banjar. Begitu datang, kemudian didrop, droping point, sorting point, dan selling point. Kita ada tempat penjualan di sini. Itu untuk daur ulang, se-simple itu,” urainya.

Untuk sampah organik dikatakan Rian prosesnya juga sama, yakni begitu sampah datang diangkut oleh banjar selanjutnya di-droping, dilakukan pencacahan dan dijual.
“Saat ini kita bekerja sama dengan salah satu perusahaan besar, PT WAE sebagai off taker penerima cacahan organik untuk kapasitas besar. Bukan sekilo, 2 kilo, tapi 1 truk. Kalau sudah sesuai standarnya, kita kirimkan ke pabrik. Cacahan organik sebagai bahan pokok pembuatan kompos atau pupuk,” bebernya.
Namun tak semua sampah organik menurutnya bisa dimasukkan ke dalam mesin pencacah karena bila tidak dipilah dapat menimbulkan kerusakan pada mesinnya.
“Yang tidak bisa kita masukkan ke mesin adalah ranting, batok kelapa, dan bambu, biar pun itu organik tidak bisa kita masukkan. Terlalu keras. Mesinnya rusak. Selain itu, bisa kita olah,” tandas Rian.
Ditanya terkait bagaimana dengan sampah berupa sisa makanan, Rian mengatakan dapat dibuat menjadi kompos.
“Kita buat juga sedikit kompos dari sisa makanan. Biar ada juga kita buat komposnya. Tapi itu tidak jadi fokus utama. Yang akan kita jadikan fokus utama adalah cacahan organik,” jelasnya.

Dalam hal penanganan sampah plastik TPS 3R Uma Asri menjualnya ke Eco Bali sebagai partnernya.
“Plastik, botol, multilayer, dus, kaleng, styrofoam yang di tempat lain tak mau menerima, kita bisa menerima. Kalau botol berisi tanah yang di sungai-sungai itu, pengepul ga mau, tapi kami menerima. Truk Eco Bali yang jemput ke sini mengambil,” rincinya.
Ryan menambahkan kapasitas dari TPS 3R ini dalam pengelolaan sampah sebanyak 5 ton per harinya.
“Volume sampahnya 2 ton organik, 1 ton daur ulang, 2 ton di residu,” sebutnya.
Terkait antisipasi penutupan TPA Suwung, pihaknya mengaku di Ubung Kaja memiliki manajemen yang sudah profesional dan hal itu sudah dipetakan sebelumnya.
“Contoh, mengenai penutupan TPA Suwung sudah kita rapatkan jauh-jauh hari. Kita sudah buat antisipasinya. Ada beberapa opsi yang kita siapkan untuk TPA Suwung, satu pengangkutan terbatas yang sekarang kita lakukan. Karena kita dapat jatah kontainernya cuma satu yang biasanya dua, otomatis kita juga batasi pembuangan residunya, biar tidak terjadi penumpukan. Begitu juga sampah di tingkat rumah tangga disarankan diurai sedikit demi sedikit,” paparnya.
Untuk diketahui TPS 3R Uma Asri ini dikelola secara mandiri oleh Desa Ubung Kaja di lahan aset Pemkot Kota Denpasar seluas 10 are (di belakang) dan tambahan yang baru seluas 3 are di bagian depan. Konstruksi bangunannya dibangun oleh PUPR Kota Denpasar. Mesin pencacah bantuan CSR BRI terlihat tak seluruhnya dipergunakan karena alasan konsumsi listrik yang tinggi dalam operasionalnya. Terdapat juga mesin pengayak sampah, mesin pembuat paving dari sampah plastik.
Beberapa waktu lalu TPS 3R ini sempat didemo warga sekitar Br Uma Sari yang tak setuju keberadaan TPS barunya seluas 3 are yang selanjutnya juga akan dikelola Desa Ubung Kaja. Menyikapi kondisi itu Rian menuturkan yang berunjuk rasa hanya segelintir orang dan tak mewakili keseluruhan warga.
“Yang paling ngotot demo itu hanya sekitar 3 orang. Di Uma Sari ada 900 orang. Ndak fair dong, kalau yang 3 orang kita dengerin, yang 897 kita ga dengerin. Yang lain ga ada yang protes, yang 3 protes, ya sudah. Kalau ga mau gitu ya gimana,” tuturnya.

Lebih lanjut Rian menerangkan saat ini pihaknya mempekerjakan total 15 orang karyawan.
“Kita punya 10 pemilah, 1 manajer, 1 admin, dan 3 freelance. Dengan gaji bulanan kecuali yang freelance. Kita ada perlindungan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Aman. Semua sudah punya,” tutup Rian. (BB/501)