Diundang KPU Denpasar, Miss Senja Bicara Teknik Komunikasi Publik
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Putu Ayu Asty Senja Pratiwi, S.S.,M.Hum.,Ph.D., (tengah) foto bersama usai acara sosialisasi Pembentukan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) untuk Desa Dangin Puri Kelod, Denpasar, Senin (26/12/2022). Foto: jubir/unud
Denpasar | barometerbali – Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilu Serentak Tahun 2024 serta menjalankan program prioritas dari KPU RI, KPU Kota Denpasar mengadakan Sosialisasi Pembentukan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) untuk Desa Dangin Puri Kelod, Senin (26/12/2022).
Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan merupakan sebuah Program Pendidikan Pemilih yang ditujukan kepada masyarakat terutama di daerah dengan tingkat partisipasi rendah, daerah rawan konflik atau bencana alam dan daerah dengan tingkat pelanggaran Pemilu maupun saat pemilihan, tinggi.
Kegiatan Sosialisasi Pembentukan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) untuk Desa Dangin Puri Kelod yang berlangsung pada tanggal 26 Desember 2022 menghadirkan tiga orang narasumber, salah satunya Putu Ayu Asty Senja Pratiwi, S.S.,M.Hum., Ph.D., selaku Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana yang akrab dipanggil Miss Senja oleh mahasiswanya membawakan materi Teknik Komunikasi Publik di hadapan puluhan peserta sosialisasi.
Dalam pemaparannya, Senja menyampaikan materi berkomunikasi di depan umum, komunikasi verbal dan visual, komunikasi internal dan eksternal serta cara-cara meningkatkan kepercayaan diri ketika berbicara di depan umum.
“Kemampuan komunikasi publik perlu ditingkatkan dalam rangka mempersiapkan dan mengedukasi masyarakat menyongsong Pemilu Serentak 2024, agar masyarakat dapat menyebarluaskan informasi terkait penyelenggaraan pemilu yang bersifat valid dan menghindari infomasi hoaks yang dapat meresahkan masyarakat,” ungkap Senja
Tujuan program ini menurut pihak KPU, adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas partisipasi Pemilih di Kota Denpasar terutama di daerah yang memiliki tingkat partisipasi rendah dan agar dapat lebih bersiap pada kemungkinan melaksanakan Pemilu atau Pemilihan di tengah konflik kepentingan atau bencana alam atau non-alam.
“Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat memfilter informasi hoaks dan ujaran kebencian melalui komunikasi publik yang baik,” tutup Senja usai acara. (BB/501)