Raja Denpasar IX Wafat
Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan (kanan) dalam suatu kesempatan bersama Presiden Joko Widodo (kiri) saat peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Istana Kepresidenan Bogor tanggal 17 Agustus 2019 lalu. (Foto: ig@puriagung.denpasarsatria)
Denpasar | barometerbali – Akibat kondisi kesehatan yang kian memburuk, Raja Denpasar IX dari Puri Agung Denpasar, Bali, Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan menghembuskan nafas terakhirnya di usia 80 tahun saat menjalani perawatan di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Minggu (19/2/2023) dini hari.
Saat dikonfirmasi terkait berita duka ini, putra sulung Raja Denpasar IX, yakni Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama membenarkan ayahandanya telah berpulang.
“Inggih. Dudonan durung (Iya. Rangkaian upacara belum-red),” tulisnya melalui pesan WhatsApp kepada barometerbali.com, Minggu (19/2/2023).
Diberitakan sebelumnya Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan yang pernah menjadi Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara wafat pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.00 Wita di ruang Wings Internasional RSUP Prof Ngoerah setelah rawat inap selama 10 hari.
“Sudah lama sakit liver, bolak-balik rumah sakit, mungkin 1 bulan terakhir mulai kambuh bolak-baliknya lebih rutin,” ungkap Turah Bima, panggilan akrabnya saat dikonfirmasi wartawan Antara di Denpasar, Minggu (19/2/2023)
Jenazah dari raja yang dilantik pada 2005 lalu itu kini sudah berada di rumah duka Puri Agung Denpasar, Jalan Veteran, setelah sebelumnya dibawa dari rumah sakit sekitar pukul 9.30 Wita pagi tadi.
Turah Bima mengatakan bahwa tokoh-tokoh puri di Denpasar yang merupakan semeton atau kerabat juga hadir di Puri Agung Denpasar saat jenazah Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan tiba.
“Ada namanya Manca Agung, semuanya datang tadi. Ada namanya Puri-puri Para Putra Denpasar, yaitu putra-putra yang mendirikan puri-puri dan mereka yang lahir dari Raja Denpasar pertama I Gusti Ngurah Made Pemecutan. Kalau ditotalkan ada 25 puri, selain itu ada namanya Griya Bhagawanta,” rinci Turah Bima yang kini sudah menjadi Jro Mangku di Pamerajan Agung Puri Denpasar yang berlokasi di bekas Puri Denpasar yang kini menjadi rumah jabatan Gubernur Bali di Gedung Jaya Sabha Denpasar.
Turah Bima yang mantan Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar periode 2009 – 2014 ini menyampaikan kepada media bahwa ia maupun saudara dan keluarga puri tak mendapat firasat apapun sebelum Raja Denpasar IX meninggal dunia.
“Firasat tidak ada, kita mengikuti kehendak Tuhan, kalau memang sudah waktunya ya kita ikhlaskan, tapi kita keluarga tetap berusaha untuk menyelamatkan, tapi Tuhan yang menentukan, termasuk tim dokter juga sudah berupaya maksimal,” tuturnya.
Sebelum menutup mata di RSUP Prof Ngoerah Turah Bima menyebutkan bahwa ayahanda yang secara fisik masih nampak kuat itu sempat berobat di RS Bali Mandara.
“Sebelumnya dirawat juga di RS Bali Mandara, sempat bolak-balik 3-5 hari, tapi akhirnya sudah kesulitan dan dinasehati pindah ke Sanglah,” imbuh Turah Bima.
Selain melakukan pembersihan atau nyiratin bale tempat jenazah dibaringkan, belum ada prosesi lebih lanjut, lantaran pertemuan untuk membahas rangkaian upacara Raja Denpasar IX baru akan dilakukan pada Minggu (26/2/2023) mendatang dengan diikuti panglingsir puri dan tokoh agama.
Dikutip dari akun instagram @puriagung.denpasarsatria dipaparkan Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan lahir pada tanggal 15 Juni 1943 di Puri Agung Denpasar dari Ayahanda Ida Cokorda Ngurah Agung dan Ida ibu Anak Agung Sagung Putri. Ia menikahi seorang putri yang bernama Ida Anak Agung Ayu Oka Pamecutan yang merupakan keturunan dari Lanang Celuk Pamecutan, Jro Kelodan Kerobokan.
Ia menempuh pendidikan terakhir di Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Setelah menamatkan Pendidikan di Universitas Negeri Jember, ia mengabdi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi Bali. Ia sempat menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bakti Negara, dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali.
Dalam kiprahnya di pemerintahan, ia menggagas pendirian sebuah monumen perjuangan Cokorda Agung Tresna yang terletak di persimpangan jalan Gatot Subroto dan jalan Nangka dan menggagas nama jalan Cokorda Agung Tresna di Renon.
Setelah ayahanda beliau wafat, beliau dinobatkan menjadi Raja Denpasar IX dengan gelar (abhiseka ratu) Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan pada tahun 2005. Sebagai seorang raja, beliau berhasil mengumpulkan raja/sultan se-Nusantara sehingga tergabung dalam sebuah wadah bernama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2006 dan pada saat itu beliau didaulat sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara.
Seiring berjalannya waktu, beliau mendirikan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) pada bulan Agustus tahun 2019. Selanjutnya beliau didaulat sebagai Ketua Dewan Kerajaan Nusantara sampai sekarang.
Suka duka sebagai Raja Denpasar IX ia jalani dengan tabah dan sabar sebagai ceciren seorang pemimpin yang harus mengayomi seluruh keluarga besar Pasemetonan Ageng Puri Agung Denpasar. (BB/501/antara/ig)