Wednesday, 11-09-2024
Peristiwa

I Dewa Nyoman Budiasa Dampingi Nyama Bali Berangkat ke Malaysia Kerja Panen Sawit

Tokoh Bali I Dewa Nyoman Budiasa (baju hitam tengah) yang getol memperjuangkan dan memberangkatkan tenaga kerja Nyama Bali bersama Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali Ketut Putra Ismaya Jaya (rompi merah) saat memberikan bantuan pendampingan dan pelepasan belasan CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) yang berangkat gelombang pertama melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, di Taman Jepun, Denpasar Senin (13/3/2023). (BB/501/DV)

Denpasar | barometerbali – Perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Malaysia, Sime Darby Plantation membuka peluang kerja sebagai pemanen kelapa sawit dengan kesempatan meraup hingga belasan juta rupiah perbulan, di mana pendampingan CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) dibantu Yayasan Duwe Nyama Bali yang dimotori oleh I Dewa Nyoman Budiasa.

Jika sebelumnya sudah ribuan tenaga kerja terutama dari Lombok Nusa Tenggara Barat yang memanfaatkan peluang ini, kini giliran Nyama Asli Bali juga memperoleh peluang yang sama. Puluhan CPMI sudah terdaftar dan untuk gelombang pertama, ada belasan yang berangkat melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Senin (13/3/2023).

“Sebanyak 13 CPMI Asli Bali yang akan bekerja sebagai pemanen sawit di Malaysia, berangkat melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai,” ungkap Edi Sinurat selaku Direktur Utama PT Wira Karitas.

Mereka berangkat dengan difasilitasi oleh Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) PT Wira Karitas yang telah mengantongi izin resmi dari Pemerintah dan terdaftar resmi di Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Ini peluang yang sangat bagus. Selain bisa mengurangi tingkat pengangguran, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena telah terbukti banyak yang mendapatkan bayaran hingga belasan juta rupiah setiap bulannya,” papar Edi Sinurat.

Awalnya Edi menuturkan tak mudah untuk dapat meyakinkan pihak Malaysia bahwa orang Bali pun tak jauh beda seperti di NTB, mereka bisa diandalkan untuk pekerjaan pertanian khususnya kelapa sawit.

“Contohnya banyak petani asal Bali sukses sebagai transmigran dengan garapan kelapa sawit,” tandas Edi.

Setelah mendapatkan kuota dari pihak Malaysia, tantangan selanjutnya adalah dalam sosialisasi perekrutan tenaga kerja di Bali.

“Kami dibantu pendampingan oleh Yayasan Duwe Nyama Bali yang dimotori oleh I Dewa Nyoman Budiasa,” lanjut Edi Sinurat

Yayasan Duwe Nyama Bali (DNB) bergerak di bidang sosial yang aktif berkegiatan di antaranya menyumbang ratusan kursi roda, mengadakan pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis bahkan sampai operasi mata katarak, memberikan santunan kematian, beasiswa program S1 dan masih banyak lagi.

Saat jelang keberangkatan, I Dewa Nyoman Budiasa menyempatkan diri untuk berikan arahan dan motivasi pada CPMI. Ia menekankan pentingnya kesiapan mental seorang perantau. Pria yang digadang-gadang menjadi calon kuat anggota DPR RI Dapil Bali di Pemilu 2024 ini juga mengingatkan agar selalu menjaga kekompakan, saling bantu dan saling menguatkan di antara rombongan CPMI.

Di sisi lain Adi Aryawan selaku Ketua Harian Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Provinsi Bali menyatakan telah melakukan monitoring kegiatan persiapan pemberangkatan CPMI.

“Kami monitor pelaksanaan di lapangan telah dilakukan dengan sangat baik. Mulai dari sosialisasi, perekrutan, sampai pada pengurusan dokumen yang melibatkan Dinas Tenaga Kerja, Imigrasi dan BP3MI selaku perlindungan pada PMI,” tegas Adi Aryawan.

Salah satu CPMI yang ditemui, I Wayan Nata asal Desa Bugbug Karangasem, menyampaikan terima kasih karena telah diberikan peluang pekerjaan sebagai pemanen kelapa sawit.

“Ini menjadi kesempatan buat saya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Saya ucapkan terima kasih kepada PT Wira Karitas Bali dan Yayasan Duwe Nyama Bali yang telah memberikan pendampingan,” ucap Wayan Nata.

Ditanya perihal biaya yang sudah dikeluarkan, Wayan Nata menjawab dirinya dan teman-teman dalam proses penempatan tidak mengeluarkan biaya sama sekali.

“Baik di Disnaker maupun paspor kami dapatkan secara gratis, begitu pula medical check up dan dari perusahaan mereka sama sekali tidak meminta bayaran apapun. Benar-benar nol rupiah,” sebut Wayan Nata.

Perihal pembiayaan nol rupiah, Edi Sinurat menjelaskan bahwa benar CPMI tidak dikenakan biaya penempatan sama sekali. Program ini dapat berjalan baik tak lepas dari kebijakan Disnaker di masing-masing kabupaten dan pihak Imigrasi.

“Juga tak lupa kami haturkan terima kasih kepada Bapak I Wayan Koster, Gubernur Bali dengan seluruh jajaran terkait ketenagakerjaan yang sudah men-support pelayanan untuk CPMI di seluruh Bali,” pungkas Edi Sinurat. (BB/501/DV)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button