Queen’s Tandoor, Puneet Malhotra: Cita Rasa Kuliner Otentik India
Acara bincang-bincang awak media dengan owner restoran India Queen’s Tandoor, Puneet Malhotra di Cafe PICA, Pojok Sudirman, Denpasar, Sabtu (29/4/2023). (Kolase: BB/Pica/Queen’s Tandoor)
Denpasar | barometerbali – Besarnya jumlah wisatawan India berlibur ke Bali menginspirasi pengusaha asal India Mr Puneet Malhotra bersama istri tercintanya Ms Neeta Malhotra membuka restoran otentik cita rasa masakan khas India Selatan, Queen’s Tandoor yang dirintis sejak tahun 2001 silam. Hal itu terungkap dalam acara bincang-bincang awak media dengan owner-nya Puneet Malhotra di Cafe PICA, Pojok Sudirman, Denpasar, Sabtu (29/4/2023).
Menurut penuturan Puneet, prospek bisnis makanan India di Bali cukup menjanjikan dan penikmatnya bukan saja wisatawan atau ekspatriat India, tetapi warga Australia dan Inggris juga menggemarinya.
“Bahannya 90 persen diimpor dari India dan juga ketua juru masak adalah orang India. Rempah-rempah dari India, karena rempah-rempah Indonesia dan India sangat berbeda. Cabai merah bubuk harus beli dari India didatangkan dari India,” beber pria yang sudah 24 tahun tinggal di Indonesia ini.
Puneet menambahkan hanya beras dan daging yang dibeli di Indonesia. Juru masaknya telah memiliki izin kerja dan izin tinggal resmi di Indonesia.
Guna menyesuaikan dengan kebutuhan dan selera lidah para konsumen yang universal, masakan India yang dijual di restorannya dimodifikasi sehingga tidak keras rasa rempahnya.
Tak hanya itu, bahkan, tepung juga dari India, karena di Indonesia tidak ada yang menjualnya. Yang paling banyak dibeli adalah nasi briyani yang berasnya panjang sekitar 1,5 sentimeter disukai wisatawan Taiwan, Indonesia, dan Tiongkok. Kari ayam paling laku di restorannya karena bisa diterima oleh lidah nonIndia
“Salah satu masakan India yang disenangi di Indonesia ada nasi briyani, kari ayam, roti india dan keju India (paneer),” sebut Puneet didampingi wartawan senior Agustinus Apollonaris K Daton (Polo).
Lebih lanjut dijelaskan, pelanggan restorannya sebagian besar dari India, tapi banyak juga pelanggar orang Indonesia yang datang ke restorannya, baik dari Surabaya Jakarta.
“Direct flight India ke Bali itu penting karena banyak sekali orang India saat ini ingin berlibur ke Bali. Lokasi favorit masyarakat India ketika berlibur ke Bali adalah Kuta. Apalagi pertumbuhan ekonomi pascapandemi cenderung ke arah yang positif,” imbuhnya.
Puneet mengatakan WNA India sangat tertarik datang ke Bali, jika ada penerbangan langsung ke Bali jumlahnya bisa tiga atau empat kali lipat dari sekarang. Dikatakan, harga tiket ke Bali lebih mahal dibandingkan ke Thailand, Malaysia maupun ke Amerika.
“Orang India saat ini suka datang ke Bali, mereka mau kembali ke Bali jalan-jalan. Pesawat dari India ke Bali pengeluarannya minimum Rp10 juta. Ke Amerika bisa dapat Rp6 juta rupiah. Kalau ke Vietnam bisa Rp3 juta sampai Rp4 juta. Itu sudah pulang pergi. Ke Indonesia jauh lebih mahal,” tambah Puneet yang kerap disapa Putu India ini.
Walaupun harga tiket mahal, orang India menurutnya sangat mengagumi Pulau Dewata. Hal itu dibuktikan wisman India masuk lima besar terbanyak berkunjung ke Bali.
Pengurus PHRI Bali ini mengaku sejak merintis usaha Restoran Queen’s Tandoor di Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, pada 2001 silam, wisatawan India ke Bali 100 orang perbulan. Kini sudah mencapai 50.000 orang perbulan. Puluhan ribu wisatawan India di Bali lebih banyak menginap di kawasan Jalan Kartika Plaza, Kelurahan/Kecamatan Kuta, Badung.
“Sebelum Covid-19 kurang lebih 80 persen okupansi hotel di Kuta itu dikuasai orang India. Pas pandemi ada 20 persen orang India nginap di hotel di sekitar kawasan elite tersebut meskipun mereka datang dari Singapura dan negara lainnya. Wisatawan India ke Bali selalu masuk 10 besar. Sementara okupansi saat ini pada hotel-hotel di Jl Kartika Plaza berada pada 50-60 persen,” tutur Puneet.
Melihat tren kunjungan wisatawan India ke Bali membaik membuat Puneet bersemangat mengembangkan bisnis restoran yang mulai dirintis sejak 200 itu. Restoran Queen’s Tandoor yang sebelumnya hanya ada di Seminyak, Kuta, Nusa Dua, dan Ubud dan mempekerjakan 300 karyawan kini berencana membuka lagi cabang di Sanur, Denpasar, dan Canggu.
Tak hanya bisnis restoran, Puneet juga mengembangkan bisnis biro jasa GRO yang melayani jasa visa, jasa hukum, jasa perpajakan, dan jasa konsultan bisnis. Untuk jasa hukum lebih banyak menangani warga negara India yang terlibat kasus.
Kisah The Queen’s Bali dimulai pada akhir tahun 2004 ketika cabang pertama dibuka di Bali, namun perjalanan jauhnya sebenarnya berawal dari Jakarta pada tahun 1986 ketika Tuan Ramesh dan Nyonya Sarita mendirikan Queen’s of India, Jakarta. Pada bulan November 2004, operasi diperluas ke Bali di bawah kepemilikan anggota keluarga Mr Puneet dan Ms Neeta Malhotra.
Restoran baru, Queen’s Tandoor di pusat Seminyak, Kuta, Bali juga melayani permintaan katering pernikahan India di pulau itu. Dengan masakan asli India yang disiapkan oleh koki India, dan tim staf efisien yang luar biasa, Queen’s Tandoor berkembang pesat sejak hari pertama, kemudian diikuti oleh tiga cabang lagi di Bali.
Queen’s Tandoor Seminyak sendiri memiliki ruang makan di lantai dasar yang ber-AC untuk kelompok besar dan pesta individu, sementara lantai atas yang ber-AC, diatur di atas mezzanine di bawah atap yang menjulang tinggi, sangat cocok untuk suasana romantis. pasangan dan kelompok intim mencari tingkat privasi yang lebih tinggi. Ada juga teras makan terbuka di bagian depan.
Layanan dan fasilitas umum di semua cabang Queen’s Bali meliputi home delivery dan take-away, live music seminggu sekali, ruang makan pribadi, fasilitas parkir mobil (kecuali Ubud), dan katering luar layanan antar jemput gratis (Nusa Dua dan Ubud). (BB/501)