Thursday, 10-10-2024
Politik

Putuskan Mundur, Putu Wira Kecam Manuver Sesama Pengurus NasDem

Foto: Wakil Sekretaris Umum dan Administrasi DPW NasDem Bali Putu Gede Wira Diana, SH, (kiri) menyerahkan surat pengunduran diri kepada staf di Sekretariat NasDem Bali, Sabtu (13/5/2023). (BB/Ngurah Dibia)

Denpasar | barometerbali – Semakin panjang saja pengurus dan bakal calon legislatif (bacaleg) Partai NasDem Bali yang menyatakan diri mundur dari partai besutan Surya Paloh ini. Kali ini surat pernyataan mundur disampaikan secara langsung Wakil Sekretaris Umum dan Administrasi DPW NasDem Bali, Putu Gede Wira Diana, SH, di Sekretariat NasDem Bali, Sabtu (13/5/2023).

Putu Wira menyatakan alasan ia memilih mundur yang pertama adalah faktor solidaritas dengan sesama kader dan pengurus yang pernah diajak berjuang membesarkan nama NasDem. Ia mengecam adanya manuver untuk saling menjatuhkan di antara sesama pengurus.

“Saya memiliki latar belakang sebagai pelatih bela diri tarung drajat. Di sana kita digembleng untuk memiliki karakter sportif dan setia kawan,” tegas Putu Wira.

Ia menuturkan dirinya memulai kehidupan politik bersama I Dewa Nyoman Budiasa saat awal membangun NasDem Kota Denpasar.

“Saat Pak Dewa Budi mendapat SK Ketua DPD NasDem Denpasar, saya ditunjuk sebagai Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu. Waktu itu NasDem Denpasar baru memiliki satu anggota Dewan dari Dapil Denpasar Utara yakni Agung Widiada. Belum ada gedung sekretariat yang representatif saat itu. Yah, bisa dimaklumi, harga sewa di Kota Denpasar kan terbilang tinggi. Namun semua diatasi oleh Pak Dewa Budi. Hingga akhirnya kita bisa melengkapi struktur kepengurusan sampai tingkat ranting. Hasilnya pemilu 2019 kita bisa meningkatkan perolehan kursi dari satu menjadi tiga kursi,” ungkap Putu Wira.

Kemudian ia melanjutkan bahwa dari sana ia belajar bahwa dalam berorganisasi yang paling utama adalah solidaritas, membangun persaudaraan, senasib dan sepenanggungan.

“Bukan bermaksud menggurui, kunci utama soliditas adalah transparansi, keterbukaan dan membangun sportivitas. Untuk itu aturan organisasi harus ditegakkan secara fairplay. Jangan ada manuver sesama kader. Keputusan organisasi harus dilahirkan dari rapat pleno, bukan dari kongkow-kongkow beberapa pengurus yang hasilnya berusaha untuk mencurangi pengurus lainnya. Kalau keterbukaan dan mekanisme rapat rutin dijalankan, maka tidak akan lagi ada rasa saling curiga sesama kader,” pungkas Putu Wira.

Editor: Ngurah Dibia

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button