Magang Uang Saku Besar, ITB STIKOM Bali Teken MoU dengan St. John’s University Taiwan
Foto: Rektor ITB Dr. Dadang Hermawan (kiri) didampingi Direktur Mitra Bisnis Ciptakarya (MBC) Yuzar Hilmi saat diwawancarai wartawan di Denpasar, Kamis (18/5/2023). (BB/Ngurah Dibia)
Denpasar | barometerbali – Sukses ITB STIKOM Bali menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Taiwan sejak tahun 2018, kini menarik perhatian sebuah universitas Katolik terkenal di Kota Taipei, Taiwan, yakni St. John’s University.
Terkait menguatkan kerja sama itu Wakil Rektor St. John’s University Taipei, Bruce Ho, Ph.D menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan ITB STIKOM Bali yang diwakili oleh Person in Charge (PiC) Program Kuliah Sambil Magang di Luar Negeri, Rahman Sabon Nama, SE., Jumat (5/5/2023) lalu.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan menerangkan, MoU yang sudah ditandatangani di Taipei itu menyangkut Tri Dharma Perguruan Tinggi dan selanjutnya segera akan ditindaklanjuti dalam MoA (Memorandum of Agreement) yang mengatur hal-hal teknis kerja sama dalam Program 2 + 2.
“Dengan St John’s University penekanannya pada pertukaran mahasiswa. Untuk semester ganjil bulan September 2023 nanti kami akan kirim sekitar 20 mahasiswa dalam program 2 + 2. Artinya, selama 2 semester di St. John’s mahasiswa akan belajar Bahasa Mandarin sambil magang, kemudian 2 semester lagi di St. John’s barulah mahasiswa mengambil mata kuliah, juga sambil magang di sana, dan kami konversi menjadi mata kuliah di ITB STIKOM Bali. Menariknya selama 2 tahun di Taiwan mahasiswa yang magang itu mendapat uang saku cukup besar sehingga bisa menutupi biaya program ini dan biaya hidup selama di Taipei,” terang Dadang Hermawan di Denpasar, Kamis (18/5/2023).
Dadang Hermawan menyebut, Program 2 + 2 St. John’s University ini sejalan dengan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek RI. Sehingga pada 2 semester pertama, mahasiswa yang belajar bahasa Mandarin sambil magang itu akan dikonversi menjadi Satuan Kredit Semester (SKS) senilai 20 SKS.
“Mahasiswa yang mengikuti program ini minimal sudah menempuh empat hingga enam semester di ITB STIKOM Bali sehingga selama 2 tahun di Taiwan mereka bisa ikut wisuda ITB STIKOM Bali secara daring di Taiwan,” kata Dadang Hermawan.
Rahman Sabon Nama menambahkan, mengutip penjelasan Mr. Bruce Ho, mahasiswa ITB STIKOM Bali yang mengikuti program ini berpeluang direkomendasikan untuk terus bekerja di perusahaan-perusahaan mitra St. John’s University jika kemampuan berbahasa Mandarin cukup baik dan secara akademik dinilai bagus oleh mereka.
“Untuk tahun pertama biasanya masih kendala bahasa Mandarin karena baru belajar sehingga mahasiswa yang magang mungkin belum ditempatkan pada perusahaan bidang IT. Tetapi pada tahun kedua diharapkan semuanya magang di perusahaan IT. Mereka juga bisa direkomendasikan bekerja di Jepang dan Australia atau negara lain sesuai kemampuan bahasa yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Sebab, St. John’s University ini adalah perguruan tinggi Katolik yang hampir ada di semua negara,” sebut Rahman Sabon Nama mengulang Bruce Ho.
Editor: Ngurah Dibia