Ni Made Rita Rusitadewi Sabet Terbaik Kedua Lulusan IPDN 2023

Foto: Wapres KH Ma’aruf Amin memberikan ucapan selamat usai menyematkan secara langsung penghargaan Kartika Astha Brata untuk peringkat 1 dan Kartika Abdi Praja kepada Ni Made Rita Rusitadewi S.Tr.IP (dua dari kanan) yang meraih predikat terbaik kedua dari 10 lulusan terbaik program sarjana terapan IPDN angkatan XXX tahun 2023 di Istana Wakil Presiden RI, Kamis (27/7/2023). (Sumber: Tim Humas IPDN)
Jakarta | barometerbali – Perempuan muda berprestasi Ni Made Rita Rusitadewi S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Bali sukses menyabet penghargaan sebagai terbaik kedua dari 10 lulusan terbaik program sarjana terapan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) angkatan XXX tahun 2023 dengan raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,842 berpredikat “Dengan Pujian” (cumlaude).
Puteri kedua pasangan I Nyoman Budiarta, SE, BKP dengan Ni Made Purnamawati nampak begitu sumringah saat Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin menyematkan secara langsung penghargaan Kartika Astha Brata untuk peringkat 1 dan Kartika Abdi Praja untuk dirinya serangkaian acara pelantikan 1.627 orang pamong praja muda lulusan IPDN di Istana Wakil Presiden RI, Kamis (27/7/2023).
Dikonfirmasi terpisah, Ni Made Rita Rusitadewi yang mengambil Fakultas Manajemen Pemerintahan, Program Studi (Prodi) Administrasi Pemerintahan ini menjelaskan ada beberapa kriteria yang menjadi tolok ukur penilaian sehingga berhasil menjadi lulusan terbaik di antaranya aspek pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan (Jarlatsuh).
“Di IPDN nika (itu, red) ada tiga kategori atau aspek penilaian yang membedakan dari universitas lain. Di mana itu adanya pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan. Pengajaran itu di bagian akademisnya, pelatihan itu di bagian skill (keterampilan), dan pengasuhan itu di bagian sikap dan etika,” beber Rita saat dihubungi barometerbali.com melalui sambungan telepon, Minggu (30/7/2023).

Kesemuanya imbuh Rita kelahiran Denpasar, 25 Oktober tahun 2000 ini, menjadi satu kesatuan di mana peraih nilai tertinggi harus mampu seimbang dan sama rata dengan 3 aspek penilaian tersebut dan tidak ada yang menjulang di salah satu aspek saja.
“Jadi parameter penilaian jurusan terbaik ini, contohnya seperti saya, itu harus mampu seimbang dan sama raya di bagian pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan. Nah kebetulan saya di angkatan tingkat pertama pada Praja Pratama meraih nilai tertinggi atau terbaik pertama Jarlatsuh yang bernama Astha Brata tingkat satu. Pada tingkat kedua, Rita memperoleh peringkat kedua Jarlatsuh pada Praja Muda, dan yang ketiga, masih bertahan di sepuluh besar terbaik. Kebetulan astungkara di tingkat empat, yang terakhir, tiyang (saya, red) memperoleh peringkat kedua pada Praja Utama di angkatan,” rinci Rita yang memiliki keterampilan tari dan tembang Bali ini.
Rita yang masa kecil hingga tumbuh dewasa bertempat tinggal di wilayah Banjar Abian Kapas Kaja, Kelurahan Sumerta, Denpasar Timur ini sempat tak menyangka akan memperoleh penghargaan yang prestisius tersebut. Namun ia bersyukur sekali mendapat kepercayaan dan kesempatan yang berharga dalam hidupnya.
“Kalau dulu itu waktu SMP dan SMA ruang lingkupnya kan masih kecil, lingkupnya kabupaten, provinsi, sedangkan kalau sekarang lingkup sudah se-Nusantara dengan kualitas pendidikan yang berbeda-beda. Jadi saingannya itu lebih susah dibanding sebelumnya. Rita tidak menyangka meraih predikat ini. Persaingannya berat dan di IPDN ini terkenal dengan disiplinnya yang semi militer. Itu yang membedakan dengan universitas lainnya. Dengan penghargaan ini Rita merasa bangga bisa mengangkat nama Bali di kancah nasional,” tutur Rita.

Ditanya soal daerah penempatan pascamenamatkan pendidikan dari kampus yang berpusat di Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 20, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat itu, dirinya menuturkan siap ditempatkan di mana saja karena sejak di awal pendidikan calon praja menandatangani surat pernyataan.
“Kita tanda tangan di atas materai bahwa ASN lulusan IPDN, siap ditempatkan atau ditugaskan di seluruh Indonesia. Itu berarti Rita siap ditempatkan berdasarkan perintah pimpinan atau perintah atasan di mana pun di seluruh Indonesia ini. Beberapa tahun lalu memang adanya penyebaran, jadi tidak ke provinsi asal, itu sebelum pandemi Covid-19, namun setelah Covid ini, kalau Rita ini kan namanya angkatan tiga puluh, dimulai dari angkatan dua tujuh kemarin, tidak ada penyebaran lagi. Jadinya kembali ke provinsi masing-masing. Untuk instansinya itu tergantung dari pemerintah daerah atau provinsinya masing-masing,” terangnya.
Tak puas sampai di sini, Rita memiliki target akan melanjutkan kembali pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Rita ingin melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 nanti. Semoga Rita bisa menjadi ASN yang berprestasi membanggakan nama Bali maupun Indonesia,” harapnya.
Menanggapi sambutan dan pesan yang disampaikan Wapres RI agar lulusan Praja IPDN tetap mampu melahirkan ASN dan calon-calon pemimpin di kancah birokrasi di seluruh wilayah Indonesia.
“Bapak Wapres berharap kita menjadi ASN yang berintegritas dan mampu mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Tetap menjadi insan yang inovatif, kreatif, dan ASN yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di Indonesia,” pungkas adik kandung dari I Putu Pratama Adiputra dan kakak dari I Nyoman Tri Andika Putra ini.

Sebelumnya, pada kesempatan itu Wapres mengatakan, meskipun memiliki perjalanan panjang yang diwarnai oleh perubahan sistem politik dan kenegaraan, IPDN tetap dengan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang telah melahirkan banyak pemimpin di level birokrasi dan lembaga publik lainnya.
“IPDN memiliki peran strategis dalam melahirkan pamong praja sebagai ASN yang berdiri kokoh dalam merawat dan menjaga keutuhan NKRI,” ungkap orang nomor 2 di NKRI ini.
Lanjutnya, pamong praja muda yang telah dihasilkan oleh IPDN harus mampu menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) yang dapat bergerak cepat mengantisipasi dan merespon perubahan yang terjadi. ASN harus menjadi bagian dari solusi dengan ide-ide segar dan konstruktif utamanya dalam mengelola agenda-agenda strategis nasional seperti percepatan penurunan stunting, penghapus kemiskinan ekstrem, dan lain sebagainya.
“Sebagai tumpuan pembangunan daerah dan nasional, pamong praja muda IPDN harus dapat berperan sebagai agen perubahan serta memiliki visi menuju Indonesia Emas 2045. Kalian harus produktif dalam melahirkan dan melaksanakan terobosan serta agenda nyata yang kreatif dan inovatif sesuai konteks daerah serta dapat menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat, pahami dan gali gagasan lokal dalam penugasan,” papar Ma’aruf.

Adapun kesepuluh lulusan terbaik dengan raihan IPK rata-rata diatas 3.8 dan mendapat predikat “Dengan Pujian” yaitu:
- Valent Breri Sinuraya, S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Sumatera Utara
- Ni Made Rita Rusitadewi S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Bali
- Dhimas Widya Saputra S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jawa Barat
- Dwiki Bayu Pamungkas S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jawa Tengah
- Hilmy Rahayu Mahbub Putra S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jawa Timur
- Alfina Handayani S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jawa Barat
- Luthfiatunnisa Herayanti S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jawa Barat
- Nurkhumaira Achsani S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Sulawesi Barat
- Shully Mumpuni Anjani Putri S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jambi
- Hibatulloh Akbar Novianto S.Tr.IP asal pendaftaran Provinsi Jawa Tengah.
Editor: Ngurah Dibia