Saturday, 15-02-2025
Peristiwa

Sebanyak 17 Ton SRF TOSS Center Sinergi PT CTBL Dilepas ke Pasuruan

Kolase: Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Kajari Klungkung Dr Lapatawe B Hamka didampingi Direktur CTBL Putu Ivan Yunatana melepas truk pengangkut sampah SRF menuju Pasuruan, Kamis (17/8/2023. (Sumber: J2PS/Rdn)

Klungkung | barometerbali – Tepat di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta dan Kajari Klungkung Dr Lapatawe B Hamka, melepas pengangkutan sampah SRF (Solid Recovered Fuel) dari Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Klungkung ke Pasuruan Jawa Timur, Kamis (17/8/2023).

Acara pelepasan ini merupakan buah sinergi Pemkab Klungkung dengan PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) yang selama ini telah terjalin baik.

Seperti diketahui, SRF adalah bagian dari varian RDF (Refuse Derived Fuel). Pengiriman 17 ton SRF yang merupakan bahan bakar pengganti batu bara dikirim ke PT Kemasan Ciptatama Sempurna (KCS) sebagai off taker (industri yang membeli bahan baku sampah, red) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Dikatakan, PT KCS yang berdiri sejak tahun 1995, di memakai RDF sebagai alternatif pengganti bahan bakar batu bara beberapa tahun terakhir ini.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dalam sambutan mengatakan, bertepatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke 78, Pemkab Klungkung melalui TOSS Center mengirim SRF (Solid Recovered Fuel) yang merupakan hasil dari pengolahan sampah residu di TOSS Center.

“Sebenarnya ini adalah pengiriman produksi SRF yang kelima dari TOSS Center. Jadi pada awal masa uji coba sampai 6 bulan ini, mesin pengolah residu dari PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) telah menunjukkan tren peningkatan jumlah pengiriman SRF. Dan hari ini adalah jumlah pengiriman terbanyak yakni 17 ton,” ungkap Suwirta sembari menjelaskan total keseluruhan SRF hasil pengolahan sampah residu yang terkirim ke off taker sebanyak 35 ton.

Kata Bupati Suwirta bisa dibayangkan jika jumlah sebanyak itu dibuang begitu saja ke Tempat Pengelolaan Akhir (TPA).

“Mudah-mudahan pada hari peringatan Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 dan pengiriman SRF 17 ton bisa menjadi momentum pengolahan sampah residu di Klungkung. Kalau saya bisa artikan 17 itu menjadi satu tujuh, Satu Tujuan Menuju Klungkung Bebas Sampah Residu,” beber Bupati Suwirta

Untuk memantapkan progres selanjutnya di TOSS Center bupati menugaskan Pelaksana Tugas Kadis LHP dan Kepala Bidang membuat kajian menindaklanjuti kerjasama penggunaan mesin pengolah residu ini.

“Saya perintahkan Pelaksana Tugas LHP Klungkung segera bikin kajian menindaklanjuti teknis apa saja, kendala dan rencana ke depan untuk meningkatkan jumlah sampah residu yang bisa diolah di TOSS Center,” sebut Suwirta.

Direktur CTBL Putu Ivan Yunatana mengatakan pengiriman ini merupakan kolaborasi nyata yang tujuan adalah membantu pengelolaan lingkungan secara komperhensif.

“Residu yang terbuang ke TPA dapat menjadi sumber daya yang bermanfaat. Dengan residu yang tidak ke TPA tentunya akan mengurangi beban Pemda dalam pengelolaan TPA,” jelas Ivan sapaannya.

Founder BWC (Bali Waste Cycle) ini menambahkan, prinsipnya, sampah akan jadi bahan baku industri bilamana sudah terpilah antara organik dan anorganik. Dan tantangan berikut adalah bagaimana mengolah residu menjadi produk bermanfaat sehingga tidak terbuang dan membebani TPA .

PT CTBL sebagai penyedia dan operator mesin memastikan pengelolaan residu menjadi RDF di TOSS Center tak berbau busuk dan menimbulkan asap.

“Sejak awal Februari 2023 mesin ini dioperasionalkan kurang lebih ratusan ton sampah residu yang mestinya terbuang ke TPA Sente, namun diolah menjadi menjadi RDF dalam bentuk SRF sebanyak 35 ton. Dan juga hasil pilahan yang memilki nilai manfaat,” kata Ivan.

Saat ini kata Ivan, CTBL sedang mendesain sebuah mesin yang akan berkeliling untuk secara langsung mengolah sampah residu yang ada di TPS3R.

“Dengan demikian sampah yang menumpuk di TPS3R dapat langsung diolah sehingga tidak menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan. Waktunya nanti diatur sesuai kesepakatan dengan pengelola TPS3R,” tutup Ivan Yunatana.

Editor: Ngurah Dibia

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button