FKP Unud Mengabdi, Berdayakan Kelompok Perempuan Nelayan di Kabupaten Karangasem
Foto: Giat Udayana Mengabdi oleh FKP Unud di Karangasem, Sabtu (19/8/2023). (BB/FKP/Unud)
Karangasem | barometerbali – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Udayana (Unud) melakukan pelatihan pengolahan dan pengemasan produk olahan Ikan Tongkol (Auxis Sp.) kepada Kelompok Perempuan Nelayan “Akshada Segara Putri”, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Kegiatan Pengmas dilaksanakan di Banjar Kangin, Desa Seraya Timur, Sabtu (19/08/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kadis Pertanian, Pangan & Perikanan Kabupaten Karangasem yang diwakili oleh I Komang Kusuma Wijaya, S.Pi., perwakilan Kepala Desa Seraya Timur, Kepala Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Akshada Segara Putri, serta sejumlah perangkat desa, mahasiswa KKN PPM Unud XXVIII, dan anggota komunitas Akshada Segara Putri.
Ketua Tim Dosen Pengabdi Unud, Made Ayu Pratiwi, S.Pi., M.Si. mengatakan bahwa Desa Seraya Timur telah menjadi desa rintisan untuk peta jalan pengembangan produk perikanan oleh Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
Ayu berharap melalui kegiatan-kegiatan pengmas yang dilaksanakan mampu bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal pesisir.
Senada dengan Ayu, kegiatan pengmas ini disambut baik oleh perangkat Desa Dinas Seraya Timur dan para anggota perempuan nelayan Akshada Segara Putri. I Gede Sutor mewakili Kepala Desa Seraya Timur mengaku senang dengan pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami berterima kasih dengan adanya kegiatan pelatihan ini dan berharap semoga bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kelompok perempuan nelayan”, tuturnya.
Selanjutnya, perwakilan Kadis Pertanian, Pangan & Perikanan Kabupaten Karangasem, I Komang Kusuma Wijaya, S.Pi. mengatakan bahwa potensi perikanan untuk Karangasem sebenarnya tinggi namun perlu didukung dengan optimalisasi fasilitas pendukung dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan pengmas ini juga dirangkaikan dengan peresmian kelompok perempuan nelayan Akshada Segara Putri. Pembentukan kelompok ini berawal dari inisiatif para istri nelayan yang ingin berkontribusi dalam ekonomi keluarga.
Filosofi nama kelompok Akshada Segara Putri mengandung makna bahwa dibalik suami yang pergi melaut ada para istri yang senantiasa berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan. Ni Wayan Sumartini Febriyanti selaku Kepala Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Akshada Segara Putri mengatakan bahwa keberadaan kelompok perempuan nelayan diharapkan mampu membantu perekonomian keluarga.
“Pada saat paceklik, ekonomi keluarga sedikit sulit sehingga kami berinisiatif untuk mencoba mengolah hasil tangkapan ikan lebih lanjut” papar Sumartini.
Dalam rangka menyukseskan inisiatif komunitas Akshada Segara Putri, Tim Pengmas Unud memberikan pemaparan materi mulai dari cara pengolahan ikan tongkol, pengemasan, pemasaran, hingga kolaborasi dengan pihak lain. Sesi materi diarahkan oleh Ni Luh Gede Rai Ayu Saraswati, S.Pi., M.Si. selaku moderator.
Selanjutnya, narasumber pertama, I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si. memaparkan materi tentang bagaimana pembusukan pada produk ikan tangkap dapat terjadi dan bagaimana strategi pengemasan dan penyimpanan yang lebih baik.
Menurutnya, produk ikan tongkol Desa Seraya Timur berkualias baik (grade A dan B) dan sebenarnya dapat diekspor. Namun, teknik pengemasan ikan yang baik menjadi penting untuk dilakukan agar kualitas ikan dapat terjaga.
“Ikan dapat dikemas dengan teknik vacuum dan dibekukan agar tahan hingga 3 bulan. Hal ini penting agar ekonomi komunitas nelayan tetap baik meski sedang musim paceklik” tuturnya.
Lebih lanjut, Darya menjelaskan bahwa hal terpenting untuk menjaga kualitas ikan adalah dengan mengurangi kadar air dalam daging ikan dan mencegah produk terpapar udara. Cara lain mengemas ikan dapat dilakukan dengan marinasi dan pengeringan.
Tim Pengmas Unud turut menghadirkan Desak Made Sriasih, S.TP. selaku Pendamping Desa Tulikup untuk pemberdayaan di bidang perikanan.
Desak memberikan paparan tentang contoh inisiasi pemberdayaan perikanan yang telah dilakukan masyarakat di Desa Tulikup. Ia menjelaskan bahwa perlu membentuk ekosistem sirkuler dari hulu hingga hilir dalam mengembangkan perekonomian desa.
Pada bagian hulu, Desa Tulikup memberdayakan kelompok perempuan nelayan untuk mengolah ikan lele yang diolah menjadi beragam produk seperti ikan bumbu, bakso, dan nugget ikan. Pengolahan ini dimaksudkan agar produk lele memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan mampu mendukung kesejahteraan masyarakat, terutama pada saat paceklik.
Produk kemudian dibekukan dan tahan hingga 3-4 bulan. Pada bagian hilir, kelompok perempuan nelayan Desa Tulikup bekerja sama dengan Bumdes Jaya Winangun Sari untuk memasarkan produk.
Bumdes kemudian membantu membeli dari produsen dan memasarkan lebih lanjut kepada konsumen. Selain itu, Bumdes juga membantu menyalurkan produk ikan sebagai makanan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada saat posyandu desa. Desak mengajak kelompok Akshada Segara Putri melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak agar tercipta ekosistem yang mendukung untuk pemasaran produk unggulan Desa Seraya Timur.
I Wayan Widhi Kurniawan sebagai perwakilan mahasiswa peserta KKN PPM Unud XXVIII memaparkan materi tentang kiat pemasaran dengan sosial media.
Menurutnya, pemasaran digital dengan sosial media memiliki beberapa keunggulan diantaranya biaya yang murah, mencakup pasar lebih luas, membantu adaptasi pada tren baru, dan kemudahan pencatatan data pemasaran produk.
Widhi dan rekan-rekannya mengajak kelompok Akshada Segara Putri untuk aktif memasarkan produknya melalui beragam pilihan sosial media seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, dan Tiktok. Tak lupa ia juga mengajak ibu-ibu nelayan untuk memasarkan produknya juga melalui marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Widhi juga membagikan tips untuk sukses melakukan branding di sosial media.
“Kunci sukses branding yang pertama adalah produk harus bagus agar tidak mengecewakan konsumen. Kemudian, konten sosial media harus dikemas secara menarik atau informatif untuk menarik minat konsumen” tuturnya.
Acara dilanjutkan dengan praktik langsung pengolahan dan pengemasan ikan tongkol. Tim Pengmas Unud dan para narasumber mempraktikkan langsung cara pengolahan ikan tongkol secara higienis dan pengemasan dengan teknik vacuum.
Anggota kelompok perempuan nelayan mengikuti dengan antusias. Kegiatan pengmas ditutup dengan sambutan singkat dari Ketua Tim Pengmas Unud dan perwakilan Akshada Segara Putri. (BB/212)
Sumber: https://www.unud.ac.id/