Tepis Anggapan hanya Bisa Demo, BEM Unud Gelar Lomba Sastrakara 2023
Rangkaian Dies Natalis ke-61 Universitas Udayana

Kolase foto: Sekretaris Unit Pengembangan Ormawa (UPO) Universitas Udayana (Unud) Ni Nyoman Clara Listya Dewi, S.IP.,M.A., (kiri atas) mewakili Wakil Rektor Unud Bidang Kemahasiswaan membuka secara resmi Perlombaan Sastrakara 2023 di Ruang Madya Gosana, Gedung DPRD Kabupaten Badung, Sabtu (30/9/2023). (Sumber: Ngurah Dibia)
Badung | barometerbali – Guna menyalurkan bakat dan kreativitas di bidang kebudayaan, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana (BEM Unud) menggelar Lomba Sastrakara 2023 yang melibatkan siswa SMP, SMA, SMK, dan mahasiswa se-Bali. Lomba ini digelar serangkaian Dies Natalis ke-61 Universitas Udayana dibuka Sekretaris Unit Pengembangan Ormawa (UPO) Universitas Udayana (Unud) Ni Nyoman Clara Listya Dewi, S.IP.,M.A., mewakili Wakil Rektor Unud Bidang Kemahasiswaan dilaksanakan di Ruang Madya Gosana, Gedung DPRD Kabupaten Badung, Sabtu (30/9/2023).
“Sastrakara diinisiasi sejak tahun 2015 lalu. Peserta lomba dari SMA, SMK, mahasiswa se-Bali ini semoga dapat memberi manfaat kepada para siswa dan mahasiswa untuk bisa mengembangkan diri dan menyalurkan bakat di bidang kebudayaan Bali. Ini adalah program dari BEM Universitas Udayana. Ini semua inisiasinya temen-temen mahasiswa,” ungkap Clara.
Program ini menurutnya untuk meningkatkan kesadaran anak muda pelestarian budaya khususnya di Bali sehingga dibentuk perlombaan, seminar nasional dan festival budaya.
Ditanya wartawan usai acara pembukaan terkait apa tindak lanjut usai terpilihnya para pemenang lomba, Clara menyatakan pemenang lomba nantinya akan diberikan apresiasi oleh pihak lembaga dan juga mendapat support dari panitia Dies Natalis Universitas Udayana.
“Saya harap mereka yang berlomba dan juara bisa meningkatkan skillnya dan memiliki ketertarikan untuk masuk ke Universitas Udayana serta bisa menyalurkan bakatnya lebih mendalam ketika program ini berakhir. Panitia tidak hanya melibatkan temen-temen yang ada di Bali saja tapi temen-temen paguyuban yang ada di lingkungan Universitas Udayana juga,” imbuh Clara.
Menyambung yang disampaikan Clara, Ketua Panitia Dies Natalis ke-61 Universitas Udayana I Gede Pasek Pramana, SH.MH., mengatakan kolaborasi antara Dies Natalis dengan Sastrakara ini yang pertama kali dilakukan di mana isu budaya dipilih dalam lomba kali ini bertujuan untuk melestarikan budaya Bali di kalangan milenial.
“Saya sangat senang temen-temen BEM Sastrakara di tingkat universitas men-support habis-habisan kegiatan Dies Natalis ke-61 sejalan dengan tema ‘Membangun Sinergi Menciptakan Prestasi’. Kami memang memiliki program kerja terkait dengan pelestarian budaya utamanya nyurat aksara Bali. Saya kira niat yang baik dalam konteks pelestarian budaya dapat di eksekusi dengan baik oleh mahasiswa,” terang Pasek.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Lomba Sastrakara 2023 Luh Tia Maharani memaparkan tema Lomba Sastrakara 2023 adalah mengenal keberagaman budaya dimana ada tiga kegiatan serangkaian Sastrakara 2023 yakni lomba budaya Bali pada tanggal 30 September, Seminar Nasional pada 7 Oktober, dan puncak acara pada 29 Oktober 2023 dengan kegiatan Pagelaran Budaya.
Tia menyampaikan Sastrakara 2023 kali ini mengusung tema: “Smara Tilaka Nitya: Mengingat Tanda Pengenal (keberagaman kebudayaan) yang tidak ada putusnya” diharapkan mampu membangkitkan semangat kebudayaan generasi muda untuk ikut menjaga budaya bangsa melalui kegiatan yang akan datang.
“Latar belakang Sastrakara sendiri karena seperti yang kita ketahui sendiri di Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki banyak kebudayaan yang ada. Sastrakara melibatkan siswa SMK, SMA, SMP atau rentang usia 12 tahun sampai 16 tahun,” urai Tia.

Ia menjelaskan dalam perlombaan Sastrakara 2023 ini meliputi Lomba Gender Wayang diikuti 9 orang, Nyurat Lontar tingkat SMA/SMK diikuti 23 orang, Lomba Makekawin tingkat SMA/SMK diikuti 17 orang, Lomba Palawakia tingkat mahasiswa diikuti 8 pasang, dan Lomba Esai Kebudayaan tingkat mahasiswa diikuti 10 peserta.
Mengenai tujuan kegiatan ini menurut Tia untuk menumbuhkan rasa bangga, kesadaran dan rasa memiliki dari para mahasiswa serta pemuda-pemudi khususnya atau seluruh komponen masyarakat tentang budayanya sendiri.
“Kegiatan Perlombaan Sastrakara 2023 ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi muda dalam menyalurkan minat dan bakatnya di bidang kebudayaan melalui perlombaan di bidang kebudayaan serta memberi pemahaman baru terkait kebudayaan melalui seminar nasional,” pungkas Tia.
Sebagai penutup pada sesi wawancara dengan awak media, Kepala Departemen Kebudayaan BEM Unud, I Gusti Ngurah Made Praba Swara kembali menegaskan Sastrakara merupakan program kerja Departemen Kebudayaan BEM Unud yang fokus pada upaya menjaga dan melestarikan budaya Bali.
“Saya berharap melalui lomba ini terlahir insan-insan yang bisa melestarikan budaya Bali dan tidak tergerus oleh kemajuan zaman,” harapnya.
Tak hanya itu, ia menekankan BEM Unud tak hanya bisa demo menyuarakan isu sosial pemerintahan namun juga mampu mewujudkan kegiatan pelestarian kebudayaan melalui Sastrakara 2023. Ngurah Praba berharap acara ini dapat meningkatkan kesadaran serta mengajak generasi muda untuk berbangga dan menjaga akar budaya bangsa melalui berbagai aktivitas dan kreativitas budaya.
“Sehingga keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia semakin memperkokoh persatuan serta rasa memiliki dan tanggung jawab untuk terus maju, menyongsong masa yang akan datang. Kita ingin meyakinkan kepada masyarakat luas bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa di tingkat universitas tidak hanya bergerak pada bidang-bidang atau isu-isu mengenai pemerintahan atau isu-isu sosial, tapi kita juga harus aware (peduli, red) dan paham mengenai pelestarian dari budaya itu sendiri,” tandas Ngurah Praba.
Reporter: Ngurah Dibia