Monday, 11-12-2023
PendidikanSosial

Pelatihan SPA Terapis Hospitalitas bagi Difabel Netra di Kota Denpasar: Mengubah Paradigma dalam Industri Pariwisata

Kolase foto: Ketua Program Komang Shanty Muni Parwati, S.Pd., M.Par., M.Pro saat membagikan hibah buku Braille (kiri) bersama anggota tim Dewa Putu Kiskenda Erwanda Putra, S.Par., M.Par dan Dr. Gusti Ngurah Yoga Semadi., S.Ag., MSi dalam kegiatan Pelatihan SPA Terapis Hospitalitas bagi Difabel Netra di Kota Denpasar di SLB N 1 Denpasar, Rabu (11/10/2023). (BB/IPBI/Ngurah Dibia)

Denpasar | barometerbali – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) bekerja sama dengan mitra dari Yayasan Dria Raba dan SLB Negeri 1 Kota Denpasar telah berhasil menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk “Pelatihan SPA Terapis Hospitalitas bagi Difabel Netra di Kota Denpasar”.

Ketua Program Komang Shanty Muni Parwati, S.Pd., M.Par., M.Pro bersama anggota tim Dewa Putu Kiskenda Erwanda Putra, S.Par., M.Par dan Dr. Gusti Ngurah Yoga Semadi., S.Ag., MSi sepakat bahwa progam ini juga menjadi wadah bagi civitas kampus IPB Internasional untuk mengenal lebih jauh kegiatan di SLB N 1 Denpasar.

Mendapatkan hibah dengan pendanaan dari Dikti kepada Dosen S1 Pariwisata bersama tim yang juga melibatkan mahasiswa program studi terkait.

“Program ini bertujuan untuk merangkul dan memberdayakan difabel netra dalam industri pariwisata, khususnya di sektor spa, dengan membekali mereka dengan keterampilan yang sesuai untuk menjadi terapis spa yang profesional,” jelas Komang Shanty di Denpasar, Rabu (11/10/2023).

Dalam era New Normal, di mana industri pariwisata semakin berkembang menurutnya penting bagi kita untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat ikut serta dan menikmati manfaat dari pertumbuhan ini.

“Salah satu kelompok yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah penyandang disabilitas, termasuk difabel netra. Mereka juga memiliki potensi untuk berkontribusi dan bekerja di industri pariwisata, dan program ini bertujuan untuk membuka peluang tersebut.
Program pelatihan ini berfokus pada pengembangan keterampilan soft-skills dan hard-skills,” urai Komang Shanty.

Lebih lanjut ia menerangkan, soft-skills mencakup keuletan, kemauan untuk bekerja keras, optimisme, rasa percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi, sementara hard-skills mencakup berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan spa yang berkualitas, termasuk manajerial dan pelayanan pelanggan.

“Pelatihan yang juga bertujuan agar Difabel Netra mendapatkan lebih banyak peluang di industri hospitalitas dengan harapan bisa menambah penghasilan dan memperkuat pemberdayaan tanpa terkecuali. Ini adalah salah satu wujud dari gerakan inklusi, yang artinya semua mendapat kesempatan yang sama tanpa seorangpun tertinggal,” terangnya.

Mitra dari Yayasan Dria Raba dan SLB Negeri 1 Kota Denpasar turut berperan dalam menyelenggarakan program ini dengan memberikan dukungan dan fasilitas yang diperlukan. Kolaborasi ini memastikan bahwa program pengabdian kepada masyarakat ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi peserta dari SLB Negeri 1 Kota Denpasar.

“Diharapkan, program ini dapat membuka peluang lebih luas bagi difabel netra untuk berkontribusi dalam industri pariwisata, khususnya di sektor spa. Melalui kolaborasi yang kuat antara lembaga pendidikan, yayasan, dan komunitas, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi,” tandas Ketua Program Komang Shanty.

Ketua Program Komang Shanty Muni Parwati, S.Pd., M.Par. (tengah) di sela-sela kegiatan (BB/KSMP/IPBI).

Didukung oleh Firlie Lanovia Amir, S.E., M.Par serta Guru SLB Putu Mega Putra, S.Pd., M.Pd kegiatan selama program ini berlangsung dapat berjalan lancar.

“Program yang menyasar difabel netra untuk mendapatkan pelatihan hospitalitas yang lebih menjurus dengan menggunakan media audio video. Media ini tidak hanya membantu peserta pelatihan untuk terus mengulang materi pelatihan tetapi juga keluarga, guru serta orang terdekat belajar Bersama. Keterampilan berbahasa Inggris yang juga menjadi salah satu materi dalam program pengabdian kepada masyarakat ini juga disusun dengan menggunakan huruf Braille,” papar Firlie Lanovia.

Buku Bahasa Inggris yang dipergunakan merupakan kolaborasi bersama Guru Bahasa Inggris, I Gede Putu Widarmana, S.Pd, M.Pd.

Harapannya, buku ini akan terdistribusi dengan baik dan dapat dipelajari oleh para siswa. Keterampilan berbahasa Inggris untuk tujuan berkomunikasi dengan kepada wisatawan asing berbahasa Inggris. Hal ini merupakan salah satu keterampilan pendukung utama, difabel netra bisa bekerja di SPA yang melayani wisatawan mancanegara.

Sebagai guru Bahasa Inggris di SLB Negeri 1 Denpasar, Putu Mega Putra, S.Pd, M.Pd menyampaikan program ini sangat membantu kegiatannya mengajar Bahasa Inggris di sekolah, karena dosen-dosen yang terlibat merupakan akademisi dari kampus bidang pariwisata.

“Program Pengabdian Masyarakat sejenis diharapkan akan lebih banyak diadakan untuk mendukung pemerintah membangun Masyarakat tanpa terkecuali, karena hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan bersama dari dan untuk masyarakat Indonesia,” tutup Putu Mega.

Editor: Ngurah Dibia

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button