Wednesday, 06-11-2024
Peristiwa

Polres Buleleng Ungkap Kasus Perburuan Hewan Dilindungi

Foto: Polres Buleleng merilis pengungkapan kasus perburuan hewan yang dilindungi di TNBB oleh Satuan Reserse Kriminal. (BB/Hms Res Buleleng)

Buleleng | barometerbali – Kasat Reskrim AKP Arung Wiratama S.T.K., S.I.K, seijin Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana, S.I.K., M.H., melakukan press release terhadap pengungkapan kasus Perburuan Hewan Yang Dilindungi Bertempat DiTNBB, didampingi Kasi Humas Polres Buleleng AKP Darma Diatmika, S.H., dan Kanit IV IPDA Ketut Yulio Saputra,S.Tr.K, Kamis (02/11/2023).

Adapun Kronologis kejadian berawal petugas TNBB melakukan patroli rutin di wilayah kawasan TNBB tepatnya di daerah tegal bunder Desa Sumberkelampok, pada hari jumat tanggal 13 Oktober 2023 sekira pukul 21.00 wita selanjutnya pada hari sabtu tanggal 14 Oktober 2023 sekira pukul 01.30 wita petugas TNBB bersama rekannya beristirahat di pintu masuk tegal bunder, yang pintu portalnya sudah dilakukan penutupan, kemudian sekitar pukul 01.43 wita tiba-tiba datang kendaraan roda 4 jenis Kijang berhenti dipintu portal dan saat mau melakukan pengecekan akan tetapi tiba-tiba mobil tersebut kembali dengan keadaan mundur dengan kencangnya, dilakukan pengejaran sesampainya dihutan produksi didalam kawasan tersebut mobil itu ditemukan namun yang membawa mobil sudah tidak ada, sempat dilakukan pengejaran akan tetapi tidak juga ditemukan, dan yang ditemukan hanyalah satu unit kendaraan roda empat mobil yang sudah berisi satwa (hewan) dalam keadaan mati.

Dari kejadian tersebut TNBB melaporkan ke pihak Kepolisian untuk penanganan sesuai proses hukum yang berlaku, yang mana pelaku masih dalam pengejaran. Kemudian ditangkapnya pelaku bernama Kadek Dandi berumur 19 tahun beralamat Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak dan saat ini dilakukan penahanan oleh Polres Buleleng sedangkan tiga orang pelaku lainnya masih dalam pengejaran, dan sudah masuk ke Daftar Pencarian Orang (DPO).

AKP Arung Wiratama S.T.K., S.I.K, mengatakan terhadap perkara ini sedang dalam proses penyidikan pelaku dapat disangkakan Pasal 40 ayat 2 Jo pasal 21 ayat 2 huruf b dan pasal 33 ayat 3 UURI no.5 tahun 1990 tentang Konservasi sumber daya alam hayati dan Ekosistemnya, jo pasal 55 ayat (1) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).” Ujarnya. (BB)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button