Wednesday, 15-01-2025
JurnalismePeristiwa

Diundang Resmi Liputan, Wartawan malah “Ditahan” Satpam Kura-Kura Bali

Foto: Pos pemeriksaan di pintu masuk Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali, Serangan, Denpasar Selatan. (barometerbali/googlemap/213)

Denpasar | barometerbali – Diundang secara resmi untuk meliput sebuah acara di Kura-Kura Bali, seorang wartawan media nasional Arnold Dhae malah “ditahan” alias tak diizinkan masuk oleh Manajemen Kura-Kura Bali dengan melakukan pemeriksaan ketat saat akan memasuki Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali, yang berlokasi di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan.

Awalnya Arnold hendak meliput acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey pada Sabtu, (14/12/2024). Acara tersebut digelar di Three Mountains Kura-Kura Bali, Jl Kura-Kura Serangan, Denpasar Selatan. Untuk meliput acara tersebut, awak media harus masuk melalui pintu pengamanan paling depan.

“Saya disetop di depan pintu pemeriksaan oleh petugas atau security. Awalnya, sebelum palang pintu portal dibuka, petugas menanyakan identitas dan keperluan,” ungkap Arnold.

Kepada petugas, wartawan tersebut menjelaskan akan meliput acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey di Mountains Kura-Kura. Namun para petugas masih terus interogasi dan memaksa harus memperlihatkan bukti undangan.

“Tidak ingin berdebat, saya perlihatkan undangan tertulis melalui PDF. Karena masih diinterogasi dan di belakangnya ada sebuah mobil yang hendak masuk, saya membuka pintu palang portal untuk memberi jalan kepada pengunjung berikutnya,” tuturnya.

Kendati telah melewati palang portal, Arnold diminta untuk parkir kendaraannya di pinggir dekat pos pemeriksaan. Seorang petugas bernama Umar menjelaskan bahwa Kura-Kura Bali itu bukan akses publik tetapi privat sehingga mereka harus memeriksa secara ketat.

“Di sini tidak sama dengan ITDC di Nusa Dua. Di sini bukan akses publik. Jadi kami harus periksa sesuai SOP tanpa kecuali kepada semua pengunjung,” cetus Umar.

Setelah memberikan penjelasan, Umar terlihat menghubungi atasan melalui handytalky (HT). Terdengar dalam percakapan tersebut bahwa anggota di pos jaga sudah memeriksa identitas dan undangan resmi bahwa akan meliput acara di Kura-Kura. Untuk meyakinkan jurnalis, Umar memperdengarkan sendiri percakapan di HT. Dan dari seberang terdengar perintah bahwa “ditahan dulu karena belum ada arahan”. Akibat ditahan depan pos tanpa kejelasan, Arnold memutuskan untuk meninggalkan pos pemeriksaan pintu Kura-Kura Bali.

Sekitar 1 jam kemudian pihak panitia menghubungi Arnold agar mau kembali ke Kura-Kura Bali, namum ia menolaknya karena kecewa atas perlakuan tak pantas yang dialaminya di pos satpam.

Tantowi Yahya selaku Presiden Kampus United in Diversity (UID) Kura Kura Bali dan President Commissioner of Kura Kura Bali saat dihubungi barometerbali.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (14/12/2024), untuk dimintai tanggapannya, hingga berita ini diturunkan, belum memberikan tanggapan. (213)

Editor: Ngurah Dibia

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button