APKASINDO Tegas: Petani Sawit Siap Jaga Lahan dari Api, Rela Disanksi Jika Lalai

IMG-20251007-WA0025_EMsxoTCx7S
Foto: Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh langkah pemerintah. (barometerbali/rah)

Barometer Bali | Jakarta – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh langkah pemerintah dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di kawasan perkebunan sawit.

Ketua Umum APKASINDO, Dr. Gulat Manurung, menekankan bahwa petani sawit memiliki tanggung jawab moral sekaligus hukum untuk menjaga lahannya agar tetap produktif dan terbebas dari ancaman api.

“Bagi petani, lahan sawit bukan sekadar aset, melainkan hidup mereka. Jika terbakar, maka musnahlah penghidupan yang mereka bangun puluhan tahun. Karena itu, APKASINDO siap berdiri di garda depan bersama pemerintah untuk menjaga lahan tetap aman dari api,” tegas Gulat, Selasa (9/9/2025).

Berita Terkait:  Ekspor Vanili Bali Melonjak, Tembus Nilai Rp56,5 Miliar pada Triwulan Ketiga 2025

Disiplin Pengelolaan Lahan dan Komitmen Hukum

Gulat menegaskan bahwa seluruh anggota APKASINDO di 22 provinsi sentra sawit siap meningkatkan disiplin dalam pengelolaan lahan. Langkah konkret dilakukan melalui:

  • Pencegahan aktif dengan patroli rutin, pemantauan titik api, dan sistem peringatan dini.
  • Pelatihan teknis bagi petani tentang metode pembukaan lahan tanpa bakar dan teknik pengendalian api.
  • Pembentukan regu pengendali api (fire brigade) tingkat desa yang melibatkan petani secara langsung.

Lebih jauh, APKASINDO menyatakan siap menerima konsekuensi hukum apabila ada anggotanya terbukti lalai hingga menyebabkan kebakaran.

Berita Terkait:  Panen Kangkung dan Pakcoy Perkuat Program Ketahanan Pangan di Lapas Kerobokan

“Kami ingin menegaskan: jika ada anggota APKASINDO yang lalai hingga menyebabkan kebakaran, maka kami siap menerima sanksi hukum sesuai aturan yang berlaku. Tidak ada kompromi bagi kelalaian yang merugikan petani lain, masyarakat, dan negara,” ujarnya.

Sinergi Multi-Pihak Cegah Karhutla

APKASINDO mendorong adanya sinergi yang kuat antara *petani, pemerintah, aparat penegak hukum, perusahaan sawit, dan masyarakat lokal*. Menurut Gulat, penanganan karhutla tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus kolektif.

  • Pemerintah diharapkan memperkuat regulasi dan pendampingan teknis.
  • Perusahaan sawit wajib membuka ruang kolaborasi dengan petani plasma maupun swadaya.
  • Aparat penegak hukum perlu memastikan pengawasan yang adil dan tanpa tebang pilih.
Berita Terkait:  Warga Binaan Lapas Kerobokan Tanam Bibit Pakcoy, Dukung Ketahanan Pangan

“Petani sawit tidak ingin dicap sebagai penyebab karhutla. Justru kami ingin menjadi bagian dari solusi. Lahan sawit adalah masa depan keluarga kami. Menjaganya dari api adalah harga mati,” tegas Gulat Manurung.

Dengan komitmen ini, APKASINDO berharap angka kebakaran hutan dan lahan dapat ditekan secara signifikan. Jika karhutla terkendali, maka:

  • Produktivitas sawit tetap terjaga,
  • Ekonomi petani meningkat,
  • Lingkungan terlindungi dari kabut asap, dan
  • Citra Indonesia di mata dunia sebagai produsen sawit berkelanjutan semakin kuat. (rah)

BERITA TERKINI

Barometer Bali merupakan portal berita aktual masyarakat Bali. Hadir dengan semangat memberikan pedoman informasi terkini seputar sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, pemerintahan, pariwisata, budaya dan gaya hidup. Visi kami sebagai barometer informasi terbaru masyarakat Bali. Misi kami menyuarakan kebenaran dan menyajikan berita independen, berimbang dan bermanfaat.

Member of:

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI

SMSI

Member of:

SMSI

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI