Rakernas IV PELITA 2025 di Politeknik Internasional Bali: Dorong Transformasi Politeknik Jadi Universitas Terapan, Siapkan Deklarasi Nasional

Screenshot_20251009_075234_Photo Editor
Konferensi pers Perhimpunan Politeknik Swasta (PELITA) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Tahun 2025 di kampus Politeknik Internasional Bali (PIB) College, Jalan Pantai Nyanyi, Beraban, Tabanan berlangsung 8-11 Oktober 2025. (barometerbali/rah)

Barometer Bali | Tabanan – Perhimpunan Politeknik Swasta (PELITA) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Tahun 2025 di kampus Politeknik Internasional Bali (PIB) College, Jalan Pantai Nyanyi, Beraban, Tabanan. Kegiatan yang diikuti 50 perwakilan Politeknik dari seluruh Indonesia ini berlangsung pada 8–11 Oktober 2025, mengusung tema “Polytechnics Digital Transformation & Internationalization: Embedding Sustainability and Future-Readiness 5.0.”

Rakernas kali ini menjadi momentum penting bagi PELITA Indonesia untuk memperjuangkan transformasi sistem pendidikan vokasi nasional. Para peserta menyepakati pentingnya langkah besar agar Politeknik dapat bertransformasi menjadi Universitas Terapan, sekaligus mendorong keseimbangan antara pendidikan akademik dan vokasi di Indonesia.

Mendorong Kesetaraan Akademik dan Vokasi

Ketua PELITA Indonesia, Akhwanul Akhmal, S.P., M.Si., menegaskan bahwa kebijakan pendidikan tinggi saat ini belum memberikan ruang yang proporsional bagi perguruan tinggi vokasi.

“Rakernas tahun ini kami menyampaikan usulan, ide, dan konsep tentang kesetaraan antara pendidikan akademik dan pendidikan vokasi. Berdasarkan data, 77 persen perguruan tinggi di Indonesia berbentuk akademik dan hanya 23 persen vokasi. Dari 10 juta mahasiswa, 95 persen memilih akademik dan hanya 5 persen melanjutkan ke vokasi. Ini tidak wajar, masyarakat masih memandang perguruan tinggi itu nomor satu dan Politeknik nomor dua,” ujar Akhmal dalam konferensi pers, Rabu (8/10/2025).

Berita Terkait:  Tiga Siswa Bangli Siap Unjuk Gigi di Olimpiade GASING Nasional

Menurutnya, kondisi ini harus diubah dengan memberikan legitimasi yang lebih kuat kepada Politeknik untuk berkembang menjadi Universitas Terapan, agar vokasi bisa sejajar dengan pendidikan akademik. Usulan ini, kata Akhmal, juga telah disampaikan kepada Kementerian, Komisi X DPR RI, dan Wakil Presiden RI, sebagai bagian dari langkah revisi sistem kelembagaan pendidikan tinggi nasional.

“Kami mendorong agar bentuk perguruan tinggi dirampingkan dari enam menjadi dua, yakni perguruan tinggi akademik dan universitas terapan yang fokus pada vokasi,” tambahnya.

Deklarasi dan Inisiatif Nasional

Semangat perubahan ini turut diperkuat oleh Ginanjar Wiro Sasmito, M.Kom, selaku Dewan Pendiri PELITA Indonesia. Ia menilai transformasi politeknik menjadi universitas terapan bukan sekadar gagasan, tetapi kebutuhan mendesak.

“Politeknik sudah saatnya berubah menjadi universitas terapan. Ini semua karena kebutuhan. Jika kita bekerja sama dengan luar negeri, politeknik sering dianggap hanya ‘college’. Kami juga menyiapkan Seleksi Bersama Masuk Politeknik Swasta (SBMPS), dan akan mendeklarasikannya Januari 2026 dengan dukungan 50 tanda tangan peserta Rakernas,” jelas Ginanjar.

Berita Terkait:  Bangga! ITB STIKOM Bali Lepas Mahasiswa ke Jepang untuk Kuliah dan Magang

Program SBMPS ini, lanjutnya, bertujuan membuka akses lebih luas bagi mahasiswa agar bisa belajar lintas politeknik swasta di seluruh Indonesia, sejalan dengan semangat link and match dunia industri.

PIB College: Tuan Rumah dan Penggerak Vokasi Berkualitas

Direktur Utama sekaligus pemilik PIB College, Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, B.A.E., M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., D.Ag, menyatakan dukungannya terhadap wacana politeknik menjadi universitas terapan.

“Kita seperti anak tiri, padahal lulusan politeknik justru yang paling siap kerja. Saya sangat setuju jika politeknik diusulkan menjadi universitas terapan. Dengan kondisi Indonesia saat ini, kita memang perlu pendidikan yang cepat sekolah, cepat kerja,” tegas Prof. Suli.

Sementara itu, Vice Director PIB College, Dr. Paulus Herry Arianto, M.A., CBC, menambahkan bahwa misi politeknik swasta adalah mencetak generasi unggul di bidang vokasi yang mampu bersaing secara global.

Berita Terkait:  Agus Samijaya Raih Gelar Doktor Hukum di Unud, Angkat Isu Rekonseptualisasi Bank Tanah untuk Reforma Agraria

“Jurusan yang kami kembangkan di PIB diarahkan menuju standar world class university. Ini bukan sekadar untuk lembaga kami, tapi untuk mencetak world class alumni university — agar ada kebanggaan bahwa lulusan Indonesia bisa menduduki posisi kunci di dunia hospitality, digital, maupun industri kreatif,” jelas Paulus.

Menuju Transformasi Pendidikan Vokasi Nasional

Rakernas IV PELITA Indonesia di Bali tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga tonggak sejarah bagi arah baru pendidikan vokasi di Indonesia. Para peserta berkomitmen menyusun Deklarasi Nasional PELITA 2025, yang akan menjadi dasar perjuangan agar politeknik diakui sebagai universitas terapan, sejajar dengan universitas akademik.

Transformasi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang lebih adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja, membuka peluang kolaborasi internasional, dan menempatkan Indonesia sebagai salah satu pusat pendidikan vokasi unggulan di Asia Tenggara. (rah)

 

BERITA TERKINI

Barometer Bali merupakan portal berita aktual masyarakat Bali. Hadir dengan semangat memberikan pedoman informasi terkini seputar sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, pemerintahan, pariwisata, budaya dan gaya hidup. Visi kami sebagai barometer informasi terbaru masyarakat Bali. Misi kami menyuarakan kebenaran dan menyajikan berita independen, berimbang dan bermanfaat.

Member of:

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI

SMSI

Member of:

SMSI

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI