Barometer Bali | Denpasar – Polemik tembok pembatas akses warga Banjar Giri Dharma, Desa Ungasan, Badung, akhirnya menemukan titik terang. Setelah dipanggil Gubernur Bali Wayan Koster bersama Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa ke Jaya Sabha, Selasa (30/9/2025) malam, manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK) sepakat untuk segera membongkar tembok yang memicu keresahan warga.
Pertemuan yang digelar pukul 22.30 Wita berlangsung tegang namun tegas. Koster, didampingi sejumlah pejabat Pemprov Bali, langsung mengeluarkan ultimatum.
“Mulai besok, 1 Oktober, jalan itu harus bisa digunakan kembali oleh warga. Tidak ada alasan teknis yang bisa membenarkan penghalangan akses publik,” tegas Koster.
Bupati Adi Arnawa turut memperkuat sikap gubernur. “Kami mendukung penuh instruksi ini. Aspirasi warga dan rekomendasi DPRD jelas: tembok harus dibuka,” ujarnya.
Koster menegaskan agar GWK tidak lagi memposisikan diri seolah terpisah dari masyarakat sekitar.
“GWK tidak boleh eksklusif, apalagi bersikap bermusuhan dengan warga. Pariwisata hanya bisa tumbuh jika ada dukungan masyarakat. Kalau hubungan rusak, citra GWK juga rusak,” tandasnya.
Di hadapan gubernur dan bupati, Presiden Komisaris PT Garuda Adhimatra Indonesia Sang Nyoman Suwisma menyatakan tunduk.
“Kami akan mulai membongkar tembok pada 1 Oktober dan menyelesaikannya secepat mungkin. Ke depan, kami berkomitmen berkolaborasi dengan warga agar hal ini tidak terulang,” katanya.
Dengan desakan publik, rekomendasi DPRD, serta instruksi langsung dari pemerintah provinsi dan kabupaten, GWK tidak punya pilihan selain patuh. Kini, masyarakat menunggu bukti: tembok benar-benar dibongkar tanpa drama dan tanpa penundaan. (rah)