Samsara Living Museum: Belajar Ritual Lahir, Hidup, dan Mati Manusia Bali

BARO OKTO F 4
Salah satu sudut di Samsara Living Museum, yang berlokasi di Jungutan, Bebandem, Karangasem. (barometerbali/dok.nowbali)

Barometer Bali | Karangasem – Ini bukan museum biasa, Samsara Living Museum tempat mengajarkan siklus hidup manusia Bali, mulai lahir, hidup, hingga ajal menjemput.

Berlokasi di Jalan Telaga Tista, Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, Samsara Living Museum bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat sekitar 1 jam 45 menit dari Kota Denpasar.

Jaraknya 60 kilometer dari Kota Denpasar.

Museum ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 – 15.30 WITA.

Untuk masuk ke Samsara Living Museum, Anda wajib membayar biaya tiket masuk.

Untuk wisatawan asing dan domestik dikenakan biaya sebesar Rp 100 ribu.

Bagi warga lokal Bali dikenakan biaya sebesar Rp 50 ribu.

Dengan membayar biaya tiket masuk, Anda sudah mendapatkan beberapa fasilitas seperti mencicipi arak dan ngopi di tengah hutan bambu.

Berita Terkait:  Pemerintah dan DPR Sepakat Bahas RUU Kepariwisataan ke Pembicaraan Tingkat II

Anda juga ditemani oleh seorang guide yang akan menjelaskan seluk beluk Samsara Living Museum.

Tenang, pengunjung tidak perlu membayar biaya tambahan untuk bisa didampingi guide alias gratis.

Masuk ke lingkungan museum, Anda akan disambut oleh bangunan-bangunan dengan arsitektur tradisional dan hamparan rumput hijau dan pepohonan yang rimbun.

Kemudian akan melihat tradisi ngoncang atau menumbuk padi sambil disajikan welcome drink berupa jamu tradisional.

Atraksi pertama yang wajib Anda kunjungi adalah main display gallery yang menyajikan proses atau ritual masyarakat Bali mulai dari dalam kandungan hingga meninggal.

Di sini Anda bisa menemukan sekitar 17 gambar dan alat yang digunakan saat ritual dilakukan.

Jangan heran, Samsara Living Museum yang terlihat rimbun dengan banyak pepohonan, ini karena Samsara Living Museum melakukan konservasi terhadap 150 jenis tanaman yang biasanya digunakan pada saat upakara di Bali.

Berita Terkait:  Mak Beng Resto Legendaris di Bali, Sambal Khas Jadi Andalan, Bikin Nagih!

Anda juga akan diajak untuk berkeliling di sekitar museum, guide menjelaskan masing-masing tanaman yang digunakan saat proses siklus hidup manusia.

Ternyata pada setiap prosesi menggunakan bahan dari tanaman yang berbeda loh, menarik banget!

Tak hanya melakukan konservasi, Bagus Wisnawa selaku operasional Samsara Living Museum juga menyebut pihak pengelola juga akan memberikan tanaman upakara ini bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Nanti saat masyarakat sekitar membutuhkan bisa datang ke Samsara. Kalau ada di Samsara, nanti akan kami berikan dengan jumlah yang secukupnya. Bisa chat di Whatsapp, nanti kita setujui kalau kondisi tumbuhan memungkinkan,” papar Bagus Wisnawa.

Jika sudah lelah berkeliling museum, Anda dapat mencoba berbagai aktivitas yang menarik.

Bagi pecinta masak, dapat mencoba cooking class dengan memasak 3 menu masakan Bali atau jajanan tradisional Bali.

Berita Terkait:  Subak Jatiluwih, Penghasil Beras Unggulan, Resmi Jadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Jika suka menari, Anda bisa mencoba belajar menari Bali yang nantinya diajarkan langsung oleh anak-anak di Desa Jungutan.

Salah satu pengunjung di Samsara Living Museum juga dibuat terkesan dengan berbagai konsep unik dan menarik di destinasi ini.

“Konsep museumnya keren sih menurutku, beda dari museum-museum lainnya. Di sini kita diajak untuk lebih mengenal ritual kita sebagai orang Bali. Gak cuma ritual, tapi dijelaskan tentang tanaman yang digunakan saat ritual. Keren abis lah,” kata Haryantha, salah satu pengunjung Samsara Living Museum.

Nah untuk Anda yang ingin berkunjung ke sini, disarankan datang di pagi hari saat udara masih sejuk.

Jangan lupa selalu menjaga kebersihan dan jangan merusak tanaman ya! (ari)

 

BERITA TERKINI

Barometer Bali merupakan portal berita aktual masyarakat Bali. Hadir dengan semangat memberikan pedoman informasi terkini seputar sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, pemerintahan, pariwisata, budaya dan gaya hidup. Visi kami sebagai barometer informasi terbaru masyarakat Bali. Misi kami menyuarakan kebenaran dan menyajikan berita independen, berimbang dan bermanfaat.

Member of:

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI

SMSI

Member of:

SMSI

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI