Barometer Bali | Bangli — Gubernur Bali Wayan Koster mengeluarkan peringatan keras terhadap maraknya praktik premanisme yang berkedok ormas di Bali. Dalam pidatonya di peringatan HUT ke-821 Kota Bangli, Koster menyatakan tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi tindakan premanisme, pungli, dan intimidasi yang meresahkan masyarakat.
“Bali tidak boleh tunduk pada premanisme. Ini bukan kompromi, ini tindakan tegas,” ujar Koster dengan nada serius.
Ia mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan segala bentuk pelanggaran hukum dan meminta aparat keamanan—TNI, Polri, Kejaksaan, hingga pecalang—bersinergi menindak tegas pelaku premanisme. Menurutnya, jika dibiarkan, tindakan-tindakan ini akan mengganggu stabilitas hukum dan mencoreng citra Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Koster menilai premanisme bukan bagian dari budaya Bali dan harus segera diberantas. “Jangan tunggu membesar. Premanisme melemahkan hukum dan merusak citra pariwisata kita,” tambahnya.
Langkah ini menjadi bagian dari visi Bali Era Baru, khususnya prioritas keenam yang menekankan keamanan sebagai pilar penting untuk mendukung pembangunan dan investasi.
“Bangli harus menjadi teladan. Aman, tertib, dan bebas dari preman. Di situlah kesejahteraan tumbuh,” pungkas Koster. (red)