Tabanan | barometerbali – Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan, SE kembali memberikan motivasi bagi para penyuluh pertanian dengan memberikan berbagai saran dan dukungan guna meningkatkan sumber daya manusia pertanian untuk mewujudkan program Pertanian Organik Padi Berkelanjutan di Kabupaten Tabanan. Hal itu ditunjukkannya bersama OPD terkait dengan menggelar pertemuan strategis dengan para penyuluh pertanian Kabupaten Tabanan di wantilan Desa Adat Soka, Desa Antap, Selemadeg, Kamis, (16/09/2021) pagi.
Sebelumnya, pertemuan serupa juga dilakukannya pada Selasa, 14 September 2021 di aula rapat kantor Camat Kediri yang juga dihadiri oleh perwakilan Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Denpasar serta perwakilan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, serta para Penyuluh Pertanian guna menyatukan persepsi untuk mewujudkan program Pertanian Organik Padi Berkelanjutan di Kabupaten Tabanan.
“Kali ini kita mengumpulkan para penyuluh dan petani di zona barat, kemarin kita mengumpulkan para penyuluh di zona timur. Tujuan kita mengumpulkan penyuluh itu, pertama SOP pertanian itu berjalan sesuai manajemen pertanian itu sendiri,” ungkap Wabup Edi.
Ia menambahkan pihaknya melihat kelemahan pertanian kita adalah petani itu bekerja tidak sesuai dengan SOP atau manajemen pertanian. “Seperti halnya menanam padi, harus dilakukan dengan pembajakan sawah dengan benar, kemudian pemilihan bibit sangat berpengaruh dan pemupukan yang baik untuk mendapatkan hasil yang berkualitas,” ujar Wabup Edi saat itu.
Karena menurutnya, penyuluh pertanian adalah ujung tombak yang harus disamakan persepsinya sehingga mereka paham dan massif melakukan penyuluhan untuk memantau para petani agar melakukan aktivitas pertanian sesuai dengan SOP. Ia juga mengatakan selama pengalamannya turun ke lapangan dan melakukan perbincangan dengan beberapa petani. “Permasalahan utamanya adalah mengeluh tentang pupuk, hasil dan pengairan. Ia juga menyayangkan, khususnya petani di Tabanan sebagian besar memilih pupuk kimia dibanding dengan pupuk organik padahal pupuk organik sangat baik untuk pertanian.
“Untuk itulah kami di Pemkab Tabanan ini ingin betul-betul menyelesaikan hal itu, sehingga apa yang menjadi harapan petani masalah hasilnya itu bisa sesuai harapan. Nah ini kita lakukan cara-cara kita dengan mengedukasi para petani itu melakukan demplot-demplot. Makanya di semua subak ini, kita memilih bibit yang benar. Contohnya nanti kita kan panen di Subak Klating yang sudah kita demplotkan dan kita buktikan di sana nanti hasilnya,” ungkap Wabup Edi.
Di samping itu, melalui pertanian organik padi berkelanjutan ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat terjaga dengan menghasilkan produk padi atau beras yang sehat, aman, berkelanjutan untuk meningkatkan imun dan kesehatan masyarakat. Pun kegiatan ini dikatakan oleh Wabup Edi dilaksanakan agar kembali atau semakin meningkatkan kesadaran melestarikan kearifan lokal atau spesifik lokasi dengan menggalakkan penggunaan pupuk organik dilahan pertanian khususnya padi sawah. “Disinyalir bahan organik tanah sawah kurang dari 2% yang seharusnya minimal 5%. Dengan penggunaan pupuk organik akan dapat memperbaiki struktur, tekstur dan sifat kimia maupun biologi tanah, bahkan pengaplikasian pupuk organik di lahan sawah akan mengaktifkan mikroorganisme yang ada di dalam tanah,” tandasnya.
Sementara itu Kordinator Balai Penyuluh Lapangan (BPP) Kecamatan Pupuan Ketut Catur Widhi Antara berharap hasil petik merah kopi agar dibantu pemasarannya. “Kami harap pemerintah Kabupaten Tabanan membantu pemasaran kopi petani, karena selama ini mereka bingung soal pemasaran,” ujarnya.
Penyuluh BPP Selemadeg Barat Made Karmayanta menegaskan kunci sukses dunia pertanian adalah petani dan penyuluh pertanian itu sendiri. “Jangan sampai justru penyuluh yang jadi mengeluh. Pertanian tidak maju-maju jadinya,” cetusnya. (BB/504)