Barometerbali.com | Den Haag – Sebuah babak baru dalam sejarah komunitas Hindu Bali di Eropa akan tercatat.
Pada 3 Mei 2025 mendatang, di sebuah pura Hindu Bali pertama di negeri Kincir Angin yang terletak di Taman Indonesia, Kallenkote ini, akan dilakukan upacara keagamaan besar.
“Pura ini diberi nama Shanta Citta Bhuwana,” tulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag dalam siaran pers, Kamis 24 April 2025.
Secara filosofis Shanta Citta Bhuwana bermakna “tempat suci untuk mendapatkan ketenangan pikiran dan spiritual”.
Nama ini tidak dipilih secara sembarangan.
Dalam bahasa Sanskerta, shanta berarti damai, citta berarti pikiran atau kesadaran, dan bhuwana berarti dunia atau alam semesta.
Dengan demikian, pura ini hadir sebagai simbol ruang yang menenangkan, tidak hanya secara jasmani, tetapi juga batiniah.
Simbol Keteguhan Komunitas Bali
Didirikan oleh komunitas Bali di Belanda melalui kerja keras dan swadaya, Shanta Citta Bhuwana menjadi wujud nyata kebutuhan akan ruang spiritual di tengah kehidupan diaspora.
Pembangunan pura dimulai awal 2024, menggunakan batu hitam khas Karangasem, Bali—sebuah simbol keterhubungan dengan tanah asal.
Nama pura ini juga mencerminkan harapan besar komunitas bahwa tempat ini akan menjadi pusat keseimbangan spiritual, tempat melepas rindu akan tradisi, dan ruang menyemai harmoni dalam keberagaman.
Melaspas dan Ngenteg Linggih
Pura yang sebelumnya sudah diresmikan secara awal mula berdirinya, yaitu pada November 2024 lalu, pada tanggal 3 Mei 2025 mendatang akan diresmikan dengan upacara keagamaan.
Peresmian pura akan dilaksanakan secara adat dengan upacara Melaspas (penyucian) dan Ngenteg Linggih (pengukuhan), yang dipimpin oleh Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa dari Bali.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, juga akan hadir secara langsung sebagai bentuk dukungan resmi dari Pemerintah Provinsi Bali terhadap kelestarian budaya di luar negeri.
Upacara ini mempertegas bahwa pura bukan sekadar bangunan, melainkan tempat hidupnya nilai-nilai spiritual, tempat bersembahyang, memohon restu, serta merenungi makna hidup.
Sebagai bagian dari rangkaian peresmian, KBRI Den Haag akan menggelar Festival Bali selama 8 hari, dari 27 April hingga 4 Mei 2025.
Taman Indonesia Kallenkote akan berubah menjadi miniatur Bali yang menghadirkan berbagai pertunjukan budaya, workshop kerajinan dan keagamaan, pemutaran dokumenter, hingga sajian kuliner khas Bali.
Pengunjung dapat menikmati tarian dan musik gamelan Bali, belajar membuat canang sari, mencicipi sate lilit, lawar dan sambal matah otentik Bali. (ari)