Barometer Bali | Denpasar – Wilayah Badung dan Denpasar diguncang gempabumi tektonik, Kamis, (18/9/2025) pukul 22.59.34 Wita. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=4,7. Episenter terletak pada koordinat 10,29° LS; 113,97° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 218 km barat daya Kuta Selatan, Bali pada kedalaman 48 km.
Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II Denpasar, Cahyo Nugroho dalam keterangan persnya Kamis (18/9/2025) menjelaskan jenis dan mekanisme gempabumi.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia dibawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik dengan kombinasi mendatar (oblique thrust fault),” paparnya.
Cahyo menambahkan dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Kuta dan Denpasar II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” pungkas Cahyo.
Gempabumi Susulan:
Hingga hari Kamis, 18 September 2025 pukul 23.20 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Rekomendasi:
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. (bmkg/rah)











