Pura Hindu Pertama di Belanda Diresmikan, Bagaimana Perwujudannya?

BB APRIL F 43
Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas (kanan) meresmikan pura pertama umat Hindu, Shanta Citta Bhuwana di Taman Indonesia, Kota Kallenkote, Belanda. (Barometerbali/dok.KBRI DenHaag)

Barometerbali.com | Den Haag – Pura Shanta Citta Bhuwana menjadi pura pertama untuk umat Hindu di Belanda.

Berlokasi di Taman Indonesia, Kota Kallenkote, pura ini diresmikan pada Sabtu 30 November 2024 oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag.

“Pura ini tidak hanya sekedar tempat untuk ritual ibadah bagi umat Hindu Bali di Belanda dan sekitarnya, tapi juga simbol kebanggaan bersama, dan bukti tekad kerja keras, kerukunan, toleransi, dan semangat gotong royong,” kata Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, Senin 2 Desember 2024.

Berita Terkait:  Resmi Nakhodai PENA NTT, Apollonaris Daton : PENA NTT Bukan Sekedar Organisasi Namun Juga Rumah

Adapun nama Shanta Citta Bhuwana bermakna tempat untuk mencari ketenangan dan kedamaian pikiran.

Tempat ibadah ini dikelilingi flora dan fauna dari Indonesia, jauh dari hiruk pikuk kota.

Inisiatif Komunitas Bali di Belanda

Inisiatif mendirikan Pura Shanta Citta Bhuwana berasal dari Komunitas Bali di Belanda.

KBRI Den Haag pun memfasilitasi pendirian pura sebagai bentuk dukungan atas inisiatif itu.

Berdasarkan keterangan dari pihak KBRI, Komunitas Bali di Belanda beranggotakan lebih dari 250 orang.

Berita Terkait:  Tabrakan di depan Rumah Makan Geprek Pahlawan Satu Orang Pelajar SMP Sunan Ampel Meninggal Dunia

Mereka sudah lama menginginkan adanya pura di Belanda sebagai tempat ibadah dan merayakan hari-hari besar keagamaan.

Sebelum Pura Shanta Citta Bhuwana dibangun, mereka menyewa gedung dan berpindah tempat, termasuk ke pura di Belgia.

Pendirian tempat ibadah ini juga disebutkan mendapat bantuan sukarela dari komunitas diaspora Indonesia di Belanda.

Bantuannya termasuk material dari batu hitam Karangasem.

Adapun Yayasan Bali Abdi Samasta bertanggung jawab untuk pembangunan, penggunaan, dan pemeliharaan tempat ibadah ini.

Berita Terkait:  Mobil Terbakar Misterius di Nusa Penida, Polisi Pasang Garis Polisi di TKP

Pimpinan Yayasan Bali Abdi Samasta, Made Aniadi menyampaikan keharuannya lantaran sudah berjuang bertahun-tahun demi mewujudkan pembangunan pura.

Ia pun senang karena perayaan Hari Suci Galungan dan Hari Raya Kuningan tahun depan bisa dilakukan di pura itu.

“Di Belanda sudah banyak sekali masjid dan gereja milik diaspora Indonesia, jadi kami komunitas Hindu Bali juga ingin sekali memiliki pura. Ini untuk anak cucu kita juga,” kata Aniadi. (ari)

BERITA TERKINI

Barometer Bali merupakan portal berita aktual masyarakat Bali. Hadir dengan semangat memberikan pedoman informasi terkini seputar sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, pemerintahan, pariwisata, budaya dan gaya hidup. Visi kami sebagai barometer informasi terbaru masyarakat Bali. Misi kami menyuarakan kebenaran dan menyajikan berita independen, berimbang dan bermanfaat.

Member of:

SERIKAT MEDIA SIBER INDOENSIA (SMSI) PROVINSI BALI

SMSI

Member of:

SMSI

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA (SMSI) PROVINSI BALI