Polda Bali Ajak Relawan Politik Kolaborasi Ciptakan Pilkada Bali Damai dan Bermartabat
Ket foto: Acara Silaturahmi dengan Organisasi Relawan Politik dari pasangan calon gubernur Bali pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Bali 2024 dengan tema “Silaturahmi Polda Bali dengan Relawan Politik dalam Rangka Mewujudkan Pilkada Bali Tahun 2024 Yang Damai dan Bermartabat”, Sabtu (12/10/2024) di Warung Mina, Renon, Denpasar. (barometerbali/art)
Denpasar | barometerbali – Polda Bali menggelar acara Silaturahmi dengan Organisasi Relawan Politik dari pasangan calon gubernur Bali pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Bali 2024 dengan tema “Silaturahmi Polda Bali dengan Relawan Politik dalam Rangka Mewujudkan Pilkada Bali Tahun 2024 yang Damai dan Bermartabat”, di Warung Mina, Renon, Denpasar, Sabtu, (12/10/2024).
Dalam kegiatan ini hadir dari pihak Polda Bali Kasubdit 1 AKBP I Wayan Sumara, dan dari anggota Bawaslu Provinsi Bali/Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Gede Sutrawan, S.Sn., M. Sn.
Sementara dari perwakilan relawan kedua paslon yaitu dari paslon 1 Mulia-Pas: Relawan De Gadjah, Relawan Perempuan Pro Perubahan, Relawan Bersama Prabowo (Bepro), Barisan Relawan Prabowo Nusantara (BRPN). Relawan Paslon 2 Koster-Giri : Relawan Sahabat Ganjar Bali, Relawan Nak Bali, Sobat Koster, dan Relawan RJW.
Dalam sambutannya Kasubdit 1 Bidang Politik dan Pemerintahan AKBP I Wayan Sumara, S.Sos., menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah mendinginkan suasana perhelatan Pilgub Bali yang hari ini sudah memasuki masa kampanye sebagai tahapan Pilkada Provinsi Bali, yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024.
“Kami dari kepolisian Polda Bali kami berperan secara strategis dalam membantu , sekarang tahapan kampanye, yang bisa melakukan kampanye adalah paslon. Tim pemenangan yang sudah terdaftar di KPU. Namun kami dari kepolisian sadar bahwa tim relawan tidak semua terdaftar, tapi di lapangan justru yang banyak kami temui, yang banyak petugas polisi dan Bawaslu temui adalah relawan yang tidak terdaftar karena loyalitas. Ini kami sangat menghargai, namun tolong para loyalis paslon wajar dan sah, itulah yang akan bertemu di lapangan yang akan diajak bekerja sama,” ungkap Sumara.
Ia mengatakan agar dilapangan tidak saling nengneng (pelototi) antara petugas dan relawan pada saat kegiatan kampanye, sehingga inilah momen untuk saling bertatap muka dalam acara silaturahmi ini. Sumara menegaskan bahwa bukan sebagai bentuk apriori atau menjusmen bahwa ini orang jahat atau orang yang bikin ulah dan lain-lain.
“Saya hargai, kami menghargai namun perhatian yang diberikan oleh polisi pada relawan tolong diposisikan pada posisi masing-masing. Saya mengerti bahwa adanya loyalis paslon dalam pemilu itu wajar. Itulah teman-teman yang akan kami ajak kerjasama untuk menjaga keamanan, maka dari itu hari ini kita kumpul bareng, mungkin jarang orang melakukan ini, untuk mewujudkan mewujudkan Pilkada Provinsi Bali 2024 yang damai dan bermartabat,” ungkapnya.
Presiden RI dan Kapolri juga menyampaikan agar menjaga keamanan dan dalam perhelatan pilkada serentak dapat berjalan tertib dan lancar.
“Belajar dari teori kepemimpinan yang saya bisa ambil, syarat seorang pemimpin adalah empat ‘O’ yaitu O (otak) punya kecerdasan, punya wawasan dan kemampuan, O (otot) fisik harus kuat, kedua paslon saya lihat fisiknya kuat dan sehat, dalam kampanye yang sudah berjalan belum saya dengar ada yang sakit, O (ongkos) dana harus punya kekayaan, dan O (orang) massa, kalau tidak ada massa siapa yang disuruh milih. Tapi jika tidak punya empat O tersebut, maka ambil O yang oyongan ragane,” tegasnya.
Menutup sambutannya Sumara juga menyampaikan bahwa kedua paslon adalah orang berkualitas, orang-orang sukses dan hebat. Ia meminta manakala ada permasalahan yang perlu dikoordinasikan dengan sangat hormat kapolda dan wakapolda baru menyampaikan kepada pihaknya di jajaran aparat dan juga masyarakat.
“Semasih bisa diselesaikan secara internal agar diselesaikan dengan baik jangan diselesaikan dengan kekerasan. Pemilu Februari lalu telah berjalan dengan manis, dan hampir tidak ada permasalahan dan berjalan dengan aman,” tambahnya.
Sementara dari Bawaslu, Gede Sutrawan menyampaikan terima kasih kepada para relawan atas kehadirannya.
Peran ormas, Ditintelkan Polda Bali, dan masyarakat sangat ia apresiasi dan sesuai dengan UU Ormas. Demikian pula kampanye adalah sebagai bentuk pendidikan politik.
“Ormas sangat penting dan posisi penyelenggara dan peserta semua adalah ormas, dan indek kerawanan pemilu kami akan mengingatkan agar tidak memihak, dari ormas dan paslon yang berasal dari kampus . Posisi kita adalah saling kontrol dan upaya preventif sebagai langkah. Dalam menyelesaikan masalah tidak ujug-ujug memakai adjutifikasi, tapi kami mengedepankan mediasi dan peran sesuai dengan fungsi dan tugas. Kami sangat membutuhkan ormas-ormas untuk menjadi pemimpin,” paparnya.
Ia menyampaikan dalam menjalankan tugasnya Bawaslu pun dikontrol berdasarkan regulasi. Dalam pemilu itu cair, sekarang berpihak kepada paslon A berikut berpihak pada B atau C. Bawaslu juga mengawasi jalannya kampanye dimana pada Pilgub Bali sudah diatur mulai dari jadwal kampanye, zona, dan juga hal teknis lainya sesuai dengan regulasi.
Dalam sesi tanya jawab perwakilan relawan Artha Wirawan dari Sahabat Ganjar Bali, meminta agar tahapan pemilu Pilgub Bali ini, semua potensi dan kerawanan baik dari pelaksanaan kampanye, yang menjadi tujuan kita bersama adalah selalu mengedepankan semangat menyama braya, sehingga potensi yang tidak diinginkan dapat diminimalisasi.
“Yang menjadi perhatian kami adalah pada masa tenang, agar jangan dimasa tenang justru dimanfaatkan untuk hal-hal yang melanggar pemilu, seperti politik uang, serangan fajar, seperti yang disampaikan oleh Bawaslu, Bapak Gede Sutrawan, adanya money politic, serangan fajar pada H-1 pencoblosan, yang dapat mencederai pelaksanaan Pemilu yang damai dan bermartabat,” bebernya.
Artha Wirawan memohon pada masa tenang ini, agar penyelenggara pemilu baik KPU, Bawaslu, Gakumdu dapat menggunakan peran sesuai dengan tupoksinya.
“Mohon agar sistem ini dilaksanakan dari hulu ke hilir dengan melibatkan lembaga di tingkat yang paling bawah banjar, desa dan desa adat, dan melibatkan juga unsur pacalang untuk membantu petugas dari kepolisian dalam pengamanan,” pungkasnya. (rls)
Editor: Ngurah Dibia